Gaya Hidup

Diversifikasi Pangan, Mendagri Juga Konsumsi Jagung dan Ubi Jalar

Diversifikasi pangan, jagung bisa sebagai penggati beras. Foto: ANTARA/Anis Efizudin

MAGENTA -- Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengajak masyarakat melakukan diversifikasi pangan untuk mengatasi kelangkaan komoditas beras akibat fenomena El Nino. Diversifikasi pangan diperlukan untuk menghindari ketergantungan pada beras.

Plh Kapuspen Kemendagri Yudia Ramli mengatakan, selain beras Indonesia memiliki banyak komoditas pangan yang dapat menjadi sumber karbohidrat yang menyehatkan. Upaya ini diharapkan bisa menekan permintaan terhadap beras sehingga harga lebih dapat stabil.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Beberapa minggu terakhir Bapak Menteri Dalam Negeri juga mengonsumsi jagung dan ubi jalar. Jadi memang diversifikasi pangan ini penting agar kita tidak bergantung dengan pangan tertentu saja,” ujar Yudia dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (6/10/2023).

BACA JUGA: Diversifikasi Pangan, Mendagri: Jangan Minder Mengonsumsi Makanan Pokok Nonberas

Dia menjelaskan, potensi pangan di Indonesia sangatlah besar. Terdapat beragam bahan pangan lainnya yang bisa dimanfaatkan masyarakat seperti halnya sagu, keladi, kentang, dan sukun. Selain beragam, komoditas tersebut diketahui juga menyehatkan.

“Kita memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa, salah satunya aneka pangan yang bisa menjadi salah satu sumber karbohidrat yang menyehatkan,” terangnya.

Di lain sisi, sambung Yudia, pemerintah terus berupaya mendorong terkendalinya pasokan beras dalam negeri. Upaya ini dilakukan melalui berbagai strategi seperti getol menggelar gerakan pangan murah atau operasi pasar murah.

BACA JUGA: Tahukah Kamu Brokoli Bisa Jadi Pengganti Nasi dan Bikin Awet Muda

Selain itu, pemerintah juga terus berupaya memastikan stok beras terpenuhi dengan melakukan impor maupun menyerap hasil panen dalam negeri. Kemendagri juga secara rutin setiap minggunya menggelar Rakor Pengendalian Inflasi bersama kementerian/lembaga terkait termasuk pemerintah daerah sebagai tindaklanjut Rakornas Pengendalian Inflasi tanggal 18 Agustus 2022 yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Forum tersebut untuk membahas kondisi inflasi terkini sekaligus komoditas yang menjadi penyebab inflasi. Melalui forum tersebut berbagai permasalahan dibahas dan dicarikan solusi terbaiknya dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

“Termasuk persoalan harga beras juga tidak luput dibahas dan dicarikan solusi terbaiknya dengan memperkuat sinergisitas antara pemerintah pusat dan daerah,” tutup Yudia.

BACA JUGA: Enam Ramuan Herbal Prof Hembing untuk Mengobati Diabetes