Gaya Hidup

Ini 10 Peribahasa Betawi, dari 'Ente Jual Ane Beli' Hingga 'Anget-Anget Tai Ayam'

Pencak Silat Betawi: Ente Jual Ane Beli. Foto: Antara/Rivan Awal Lingga.
Pencak Silat Betawi: Ente Jual Ane Beli. Foto: Antara/Rivan Awal Lingga.

MAGENTA -- Ada banyak peribahasa dari Betawi (peribahasa kate) yang sering digunakan sehari-hari oleh masyarakat betawi.

Peribahasa adalah ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Berikut 10 peribahasa Betawi dikutip dari buku Folklor Betawi: Kebudayaan & Kehidupan Orang Betawi oleh Abdul Chaer, terbitan Masup Jakarta 2017.

BACA JUGA: Makna 10 Peribahasa Orang Betawi, dari 'Ente Jual Ane Beli' Hingga 'Anget-Anget Tai Ayam'

1. Ente jual ane beli

Peribahasa ini menyatakan orang atau masyarakat Betawi tidak suka berseteru atau berkelahi. Namun, jika ada orang yang mengusik dan menantang berkelahi tentu akan dilayani, tidak akan ditinggal pergi.

2. Lagak sebakul ditanding kagak sepiring

Peribahasa ini diucapkan untuk memberi nasihat kepada seseorang yang banyak lagaknya, banyak cakapnya, tetapi kemampuannya hanya sedikit.

Peribahasa lain yang semakna adalah "lagak sepelampang disuguhin kagak sepiring" atau "lagak sepetak dipotong kagak sepengki (lagak sepetak, dipanen tidak sepengki)".

3. Aer laut siapa yang asinin?

Peribahasa ini ditujukan kepada seseorang yang suka memuji diri sendiri, dengan maksud menyindir dan mengingatkan bahwa memuji diri sendiri adalah hal yang kurang baik. Jadi, harus dihentikan.

4. Anget-anget tai ayam

Peribahasa ini digunakan untuk orang atau sekelompok orang yang pada awalnya saja mengerjakan sesuatu; tetapi kemudian tidak lagi mengerjakannya.

5. Belon ngerti kentut busuk

Peribahasa ini dikatakan terhadap seseorang yang belum berilmu, belum berpengalaman, tetapi sok pintar. Jadi, peribahasa ini berfungsi menasihati agar si anak menghentikan sifat dan perbuatan yang tidak baik itu.

6. Bulu kaki rontok di jalan

Peribahasa ini ditujukan kepada seseorang yang suka keluyuran ke mana-mana tanpa tujuan yang jelas sehingga hanya membuang-buang waktu saja. Jadi, daripada keluyuran yang tidak jelas tujuannya, lebih baik dia bekerja atau belajar.

7. Kalo jalan jangan nongak saja

Peribahasa ini ditujukan kepada seseorang yang selalu merasa susah hidupnya karena dia selalu membandingkannya dengan keadaan orang yang lebih kaya, padahal kalau dia mau melihat ke bawah, akan tampak lebih banyak orang yang kehidupannya lebih susah daripada dia.

8. Mancing teri umpannya kakap

Peribahasa ini ditujukan kepada seseorang yang berusaha mendapatkan sesuatu yang tidak seberapa, tetapi dengan mengeluarkan modal yang besar. Jadi, sebaiknya jangan dilakukan.

BACA JUGA: Orang Betawi Naik Haji, Tetangga Ikut Sibuk dari Berangkat Sampai Pulang

9. Masang gigi jual celana

Peribahasa ini ditujukan kepada seseorang yang ingin memperbaiki dirinya tetapi malah jadi memalukannya. Jadi, janganlah dilakukan lagi.

10. Kayak ngebuang garam ke laut

Peribahasa ini dikatakan kepada seseorang yang dengan susah payah melakukan suatu pekerjaan, tetapi hasilnya tidak ada. Jadi, janganlah dilakukan lagi, lebih baik melakukan pekerjaan lain.

BACA JUGA: Mengenal Sabeni, Jawara Betawi dari Tanah Abang