Peneliti Temukan Lima Spesies Baru Landak Berbulu Lembut di Asia Tenggara
MAGENTA -- Para ilmuwan telah mengidentifikasi lima spesies baru landak berbulu lembut dari Asia Tenggara. Dua spesies yang ditemukan benar-benar baru bagi ilmu pengetahuan.
Tiga spesies lainnya telah diangkat dari tingkat subspesies oleh para peneliti yang melakukan analisis DNA serta pengamatan fisik mamalia secara rinci. Studi ini menganalisis spesimen fisik dan sampel jaringan yang dikumpulkan baik dari kerja lapangan maupun dari koleksi museum selama beberapa dekade.
Sebelumnya, hanya ada dua spesies landak berbulu lembut yang diketahui. Penelitian yang dipublikasikan di Zoological Journal of the Linnean Society ini menjadikan totalnya menjadi tujuh.
BACA JUGA: Saat Sore, Baca Dzikir Petang Latin dan Artinya Agar Dapat Keutamaan
Arlo Hinckley, penulis utama studi ini dan rekan postdoctoral Margarita Salas di Smithsonian National Museum of Natural History dan University of Seville, mengatakan penelitian ini dapat membantu pemerintah dan organisasi lain memutuskan bagaimana memprioritaskan pendanaan konservasi untuk melindungi keanekaragaman hayati.
“Mungkin mengejutkan bagi orang-orang saat mendengar masih ada mamalia yang belum ditemukan di luar sana. Ada banyak hal yang belum kita ketahui, terutama hewan nokturnal berukuran kecil yang sulit dibedakan satu sama lain,” ujar Hinckley, dilansir di The Guardian, Jumat pekan lalu.
Landak berbulu lembut adalah mamalia kecil yang termasuk dalam keluarga landak. Mereka memiliki moncong panjang dan lancip serta berbulu, bukan berduri. Para ilmuwan menyamakan penampilan mereka dengan campuran tikus dan tikus dengan ekor pendek.
BACA JUGA: Suhu Tembus Hingga Minus 98 Derajat Celsius, Inilah Tempat Terdingin di Bumi
Mereka aktif siang dan malam dan diyakini memakan serangga dan invertebrata lainnya serta buah-buahan.
Salah satu spesies baru yang memiliki taring yang sangat panjang diberi nama H. macarong, diambil dari kata dalam bahasa Vietnam untuk vampir (Ma cà r?ng). Bulunya berwarna cokelat tua, panjangnya sekitar 14 cm dan merupakan hewan endemik di Vietnam bagian selatan.
Yang kedua, H. vorax, berukuran sedikit lebih kecil dengan panjang 12 cm, memiliki bulu berwarna coklat tua, ekor berwarna hitam, dan moncong yang sangat sempit. Namanya diambil dari deskripsi yang diberikan oleh ahli mamalia Frederick Ulmer.
Pada saat berkunjung ke Sumatra pada 1939, Ulmer menggambarkannya sebagai hewan yang nafsu makannya sangat besar. Spesies ini hanya terdapat di Gunung Leuser di Sumatera Utara.
Selama penelitian, para peneliti mengumpulkan 232 spesimen fisik untuk observasi, dan 85 sampel jaringan untuk analisis genetik. Sampel dikumpulkan dari lapangan dan dari 14 koleksi sejarah alam di Asia, Eropa, dan Amerika.