Investor Bisa Atasi Perubahan Iklim dengan Reksa Dana ESG, Apa Itu?
MAGENTA -- Pemanasan global merupakan ancaman nyata bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya di muka bumi. Oleh karena itu, pada 2015, delegasi dari 195 negara anggota PBB ikut menandatangani Paris Agreement, sebuah kesepakatan untuk menanggulangi perubahan iklim melalui pengurangan emisi gas rumah kaca.
Targetnya adalah net zero emission di tahun 2050, sehingga seluruh emisi karbon dari aktivitas manusia dapat terserap oleh bumi melalui ekosistem yang ada di hutan dan laut. Terkait hal tersebut, apa yang bisa dilakukan oleh investor?
Menurut Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
Dimas Ardhinugraha, aktivitas yang kita lakukan saat ini akan menentukan tingkat risiko perubahan iklim di dunia. Investor memiliki peranan penting dalam mengatasi perubahan iklim, karena industri yang ramah lingkungan membutuhkan dana yang sangat besar.
BACA JUGA: Niat Puasa Ganti (Qadha) Ramadhan di Bulan Rajab
"Untuk mencapai target Paris Agreement, tantangannya adalah menurunkan emisi karbon global sebesar 2,7 persen per tahun. Untuk itu, dibutuhkan investasi sebesar lebih dari USD 6,9 triliun per tahun selama 10 tahun ke depan agar mencapai tujuan Paris Agreement di tahun 2050. Tantangan lainnya yaitu mengurangi penggunaan energi berbahan bakar fosil, karena sekitar 75 persen emisi gas rumah kaca global berasal dari bahan bakar fosil," kata Dimas dalam keterangannya, Senin (15/1/2024).
Selain itu, tantangan yang perlu diatasi juga adalah memitigasi dampak dari perubahan iklim yang sudah terjadi seperti kenaikan permukaan air laut, yang mengakibatkan banjir, salinisasi air tawar, gangguan ekologi, serta meningkatkan produksi dan kualitas pangan dunia yang semakin menurun. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, diperlukan inovasi dan pengembangan teknologi.
Dimas mengatakan, untuk menciptakan bumi yang lebih sehat, perusahaan-perusahaan di berbagai sektor harus melakukan peralihan/pengembangan teknologi, dan ini membutuhkan dana yang besar. Sementara itu, investor bisa ikut mendukung inisiatif ini dengan membantu pendanaan melalui berinvestasi pada reksa dana berbasis ESG (environmental, social, governance). Ini bisa menjadi peluang yang menarik bagi investor.
BACA JUGA: On This Day: 50 Tahun Malari, Peristiwa 15 Januari Pecah Gegara Protes Investasi Asing
Apa itu reksa dana ESG?
Reksa dana berbasis ESG memiliki portofolio yang terdiri dari efek-efek (saham dan/atau obligasi) berbagai perusahaan yang telah memenuhi kriteria ESG dalam menjalankan kegiatan operasional bisnis dan investasinya. Kriteria dari sisi lingkungan, reksa dana tersebut memperhatikan dampak dari operasional perusahaan terhadap lingkungan.
Dari aspek sosial, yang diperhatikan adalah hubungan perusahaan dengan para stakeholders, yaitu karyawan, konsumen, pemasok, dan masyarakat. Sedangkan tata kelola yang baik meliputi manajemen perusahaan yang efektif.
Apa manfaat berinvestasi di reksa dana ESG?
Bagi investor yang memiliki kepedulian untuk mengatasi perubahan iklim dan ingin mengambil peran dalam membangun dunia yang lebih baik dan berkelanjutan, berinvestasi di reksa dana ESG tentunya dapat membantu menyelaraskan antara tujuan finansial dengan nilai-nilai pribadinya.
Integrasi analisa ESG akan memberi nilai tambah bagi portofolio untuk mengidentifikasi risiko dan peluang sehingga dapat mendukung kinerja jangka panjang. Integrasi analisa ESG dapat mengidentifikasi risiko yang timbul dari perspektif lingkungan, sosial, dan tata kelola terhadap bisnis perusahaan sehingga menjadi faktor pertimbangan dalam keputusan investasi.
Analisa ESG juga dapat mengidentifikasi kapabilitas perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan dunia sehingga keberlanjutan perusahaan tetap terjaga di tengah kondisi dunia yang dinamis.
BACA JUGA: Kemenag Tetapkan 42 Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang, Ini Daftarnya
Data investasi terbaru dari BloombergNEF pada laporan Renewable Energy Investment Tracker menunjukkan investasi baru secara global dalam energi terbarukan melonjak menjadi USD 358 miliar dalam enam bulan pertama di tahun 2023.
Terjadi peningkatan sebesar 22 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, dengan tenaga surya menjadi pendorong utama hasil yang luar biasa pada semester pertama ini.
"Oleh karena itu, kami mendukung investor untuk memanfaatkan peluang investasi pada reksa dana ESG sambil membantu mengatasi perubahan iklim global," kata Dimas.
BACA JUGA: Edan! Pelari Kanada Ini Selesaikan 242 Marathon dalam Setahun