Khazanah

Apa Hukum Melaksanakan Sholat Jumat di Jalan Raya?

Ilustrasi sholat jumat di jalan. Foto: Republika/Raisan Al Farisi

MAGENTA -- Biasanya jamaah sholat Jumat yang tidak kebagian tempat di dalam masjid, akan tetap sholat di halaman masjid, bahkan sampai memakai jalan raya sekitar masjid agar tidak absen sholat Jumat.

Semua fuqaha sepakat hukum sholat Jumat adalah fardhu 'ain (wajib secara perorangan) bagi kaum muslimin yang memenuhi syarat dan tidak ada 'udzur.

Dalil yang menunjukkan sholat Jumat itu wajib terdapat surat Al Jumuah ayat 9. "Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sholat Jumat, maka bersegeralah kalian kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual-beli. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kalian mengetahui."

BACA JUGA: Kisah Nabi Luth Tawarkan Tiga Putrinya Agar Tamunya tak Dimangsa Kaum Sodom

Selain itu, banyak sekali hadis sahih tentang kewajiban sholat Jumat, antara lain Rasulullah SAW bersabda: "Sholat Jumat itu wajib bagi setiap pribadi Muslim secara berjamaah, kecuali bagi empat jenis orang, yaitu hamba, wanita, anak-anak, dan orang sakit," (HR Abu Dawud dari Thariq bin Syihab r.a.).

Pertanyaannya, bolehkah sholat Jumat dilaksanakan di jalan raya? Menurut buku Fiqih Kontemporer 3 yang ditulis oleh Prof. KH. Ahmad Zahro, mengenai tempat pelaksanaan sholat Jumat, para fuqaha berbeda pendapat.

Pendapat Fuqaha Mengenai Sholat Jumat di Jalan

1. Fuqaha Malikiyah (ulama ahli fiqih pengikut mazhab Maliki) berpendapat bahwa sholat Jumat hanya boleh dan sah jika dilaksanakan di masjid.

BACA JUGA: Kisah Nabi Musa AS Menampar Malaikat yang Ingin Mencabut Nyawanya

Alasannya karena Rasulullah SAW dan para sahabat selalu melaksanakan sholat Jumat di Masjid Nabawi dan tidak ada satu riwayat pun yang menyatakan Nabi SAW pernah melaksanakan sholat Jumat tidak di masjid.

"Status riwayat ini mutawatir (aklamatif), tidak seorang pun yang menyanggahnya. Ibnu Rusyd (w. 594 H) dari kalangan mazhab Maliki, menyatakan: Tidak sah pelaksanaan sholat Jumat di selain masjid," tulis KH. Ahmad Zahro dalam bukunya.

2. Jumhur fuqaha (mayoritas ulama ahli fiqih) dalam hal ini Hanafiyah, Syafi'iyyah, dan Hanabilah berpendapat sholat Jumat tidak mutlak harus dilaksanakan di masjid. Memang lebih utama dilaksanakan di masjid, tetapi dalam keadaan dan pertimbangan tertentu, boleh dilaksanakan di luar masjid.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

BACA JUGA: Kisah Nabi Adam Minta Buah-buahan dari Surga Menjelang Kematiannya

Hal ini didasarkan pada keumuman hadis tentang Jumatan yang hanya menyebutkan "secara berjamaah" dan tidak menentukan tempatnya secara eksplisit, sebagaimana hadis di atas. "Sholat Jumat itu wajib bagi setiap pribadi muslim secara berjamaah..." (HR Abu Dawud dari Thariq bin Syihab r.a.).

Berikut pernyataan fuqaha terkenal dalam mazhab jumhur, antara lain: Ibnu Qudamah (w. 620 H) faqih terkenal dari mazhab Hanbali menyatakan: "Tidak disyaratkan bagi sahnya sholat Jumat itu harus di antara bangunan, melainkan boleh dilaksanakan di tanah lapang yang dekat dengan bangunan. Ini adalah juga pendapat imam Abu Hanifah" (al-Mughni 2/171).

Kemudian, Zainuddin al-Iraqi (w. 806 H) juga dari kalangan Syafi'iyyah mengatakan: "Mazhab kami berpendapat pelaksanaan sholat Jumat tidak harus di masjid, tetapi bisa dilaksanakan di semua lokasi yang tertutup bangunan" (at-Tatsrib 4/90).

BACA JUGA: Kisah Pak AR Dicuekin di Irak karena Ogah Mengutuk Iran

KH Ahmad Zahro menjelaskan, berdasarkan paparan di atas dapat dipahami sholat Jumat di jalan raya itu diperbolehkan dan sah, asalkan ada pertimbangan yang dapat dibenarkan secara syar'i (ajaran Islam).

Pertimbangan itu, antara lain masjid yang ada di sekitar tidak mencukupi, tidak menimbulkan gangguan, ada kebutuhan urgen yang mengharuskan dilaksanakannya sholat Jumat di jalan raya, dan ada izin dari yang berwenang mengatur lalu lintas.

KH Ahmad Zahro menambahkan, pada masa lalu juga pernah terjadi sholat Jumat tidak di masjid, melainkan di tempat terbuka, bahkan di jalan raya. Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dari Abu Harairah r.a. bahwa kaum muslimin pernah menulis surat pada khalifah Umar r.a., menanyakan tentang sholat Jumat.

BACA JUGA: Kisah Sunan Giri Menikah Dua Kali dalam Sehari dan Karomah Lainnya

Maka beliau ra, membalas surat mereka (yang isinya): "Lakukanlah sholat Jumat di mana saja kalian berada (atsar ini sahih).

Pada 1453 M, dalam penaklukkan kekaisaran Byzantium (Romawi Timur), Sultan Muhammad al-Fatih (sultan ke-7 Kesultanan Turki Utsmani) pernah melaksanakan sholat Jumat di jalan raya menuju Konstantinopel bersama ribuan pasukannya yang membentang kira-kira sepanjang 4 Km (Sejarah Penaklukan Konstantinopel).

Dengan demikian, dapat disimpulkan terlepas dari adanya perbedaan pendapat, sholat Jumat di jalan raya itu diperbolehkan dan sah, walau jika dilaksanakan di masjid tentu lebih utama. Wallahu a'lam.

BACA JUGA: Kisah Maulana Malik Ibrahim Sholat Minta Hujan: Hujannya Turun, Eh, Dituding Sihir