Ini Syarat Menjadi Wasit Liga 1 dan Liga 2 PSSI
MAGENTA -- Peran wasit dalam sebuah pertandingan sepak bola tidak bisa dianggap remeh. Salah sedikit dalam mengambil keputusan, suasana sebuah pertadingan sepak bola akan berjalan panas.
Bahkan, gegara salah mengambil keputusan sebuah pertandingan sepak bola akan berakhir dengan kerusuhan sesama penonton. Wasit harus bisa mengawasi jalannya pertandingan serta menjaga keadilan hingga tercipta keselamatan para pemain, ofisial, penonton, dan pertandingan yang sportif.
Seseorang yang ingin menjadi wasit pada kompetisi Liga 1 dan Liga 2 PSSI, tidak hanya cukup mengantongi lisensi C1 saja. Calon wasit harus melalui seleksi fitness test FIFA level 2, hingga penilaian performa dalam memimpin setiap pekannya dengan sistem evaluasi berjenjang.
BACA JUGA: PSSI Luncurkan Lagu Dangdut untuk Timnas Indonesia, Akan Diputar Serentak di Radio
Alur pembinaan wasit C1 yang tergabung sebagai wasit kategori A dan B, yaitu wasit yang dapat memimpin di Liga 1 (C1-A) dan wasit yang dapat memimpin di Liga 2 (C1-B), terdiri dari 3 siklus yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Siklus tersebut terdiri dari penugasan, penilaian dan evaluasi, serta edukasi.
Melalui kerja sama dengan JFA, PSSI bersama dengan JFA dan dibantu oleh FIFA, menyusun sistem evaluasi yang terdiri dari 3 tahap, untuk setiap pertandingannya. Tahapan pertama adalah penilaian dari Penilai Wasit dilapangan kemudian penilaian dari Tim Evaluasi PSSI dan penilaian dari JFA.
“Wasit yang membuat keputusan pada level yang sama dengan pemain (top level), dituntut untuk dapat mengobservasi sebuah insiden dari sudut pandang dan jarak yang sesuai, dan juga dapat mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya. Posisi dan tanggung jawab sebagai wasit, juga membutuhkan pemahaman yang cukup akan setiap detail kejadian di dalam lapangan,” kata Wakil Ketua Komite Wasit PSSI Yoshimi Ogawa dikutip dari pssi.org, Rabu (4/10/2023).
Yoshimi mengatakan, saya percaya bahwa kesalahan yang dilakukan wasit dalam suatu pertandingan, disebabkan karena masih kurangnya implementasi dan pemahaman akan hal-hal tersebut, dan kami di Komite Wasit, memohon maaf.
“Oleh karena itu, kami di Komite Wasit PSSI, akan selalu mendidik mereka, dengan cara memberikan mereka masukan teknis setiap pekannya. Pembinaan wasit memiliki konsep yang sama dengan pembinaan pemain, yaitu jam bermain. Wasit membutuhkan jam terbang untuk memimpin pertandingan, kesempatan harus diberikan kepada mereka”, lanjut Ogawa.
Menurut Ogawa, penghentian akan sebuah penugasan kepada wasit bukanlah merupakan hukuman, akan tetapi memberikan waktu untuk wasit merefleksikan kesalahan dan mendapatkan edukasi.
BACA JUGA: 225 Pemain Muda Ikut Seleksi Tim U-17, Waketum PSSI: Tidak Ada Pemain Titipan
“Ke depan, Komite Wasit tidak akan menggunakan kata-kata dihukum, akan tetapi akan menggunakan kata-kata memberikan waktu dan edukasi kepada Wasit. Akan tetapi, waktu yang diberikan juga pastinya kami batasi, dan ini akan kami buktikan di tengah musim untuk memberlakukan sistem promosi dan degradasi wasit Liga 1 dan Liga 2, sesuai dengan performa mereka.” tutup Ogawa.
Perkembangan kualitas wasit adalah kunci dan tolak ukur bagi berkembangnya sepa kbola di suatu negara. Hal ini adalah suatu tantangan yang membutuhkan waktu, pemahaman serta kerja sama dari semua pihak.
BACA JUGA: Hasil Sidang Komdis PSSI: PSIS Semarang dan Persija Harus Bayar Denda Rp 25 Juta