Pakar: Serangan Israel di Gaza Jauh Lebih Merusak Dibanding Pengeboman Sekutu pada Perang Dunia II
MAGENTA -- Serangan militer Israel di Gaza kini termasuk yang paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah terkini.
Hanya dalam waktu dua bulan, serangan tersebut telah menimbulkan lebih banyak kerusakan dibandingkan penghancuran Aleppo di Suriah antara 2012 dan 2016, Mariupol di Ukraina, atau, secara proporsional, pengeboman Sekutu terhadap Jerman pada Perang Dunia II. Serangan ini telah membunuh lebih banyak warga sipil daripada yang dilakukan koalisi pimpinan Amerika dalam operasi tiga tahunnya melawan ISIS.
Militer Israel tidak banyak bicara mengenai jenis bom dan artileri yang digunakan di Gaza. Namun, dari pecahan ledakan yang ditemukan di lokasi dan analisis rekaman serangan, para ahli yakin sebagian besar bom yang dijatuhkan di wilayah kantong yang terkepung tersebut adalah buatan AS.
BACA JUGA: Sejarah Becak Sejak 1865 Hingga Pilpres 2024
Mereka mengatakan senjata-senjata tersebut termasuk penghancur bunker 900 kilogram. Senjata ini telah membunuh ratusan orang di daerah padat penduduk.
Dengan jumlah korban gugur warga Palestina di Gaza melebihi 20 ribu orang, komunitas internasional menyerukan gencatan senjata. Israel berjanji terus maju, dengan mengatakan ingin menghancurkan kemampuan militer Hamas.
Pernyataan Israel tersebut menyusul serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang. Serangan Hamas menewaskan 1.200 orang Israel dan menyandera 240 lainnya.
BACA JUGA: Tahun Baru Sebentar Lagi, Ini Daftar UMP 2024 di Seluruh Provinsi di Indonesia
Pemerintahan Biden diam-diam terus memasok senjata ke Israel. Namun pekan lalu, Presiden Joe Biden secara terbuka mengakui Israel kehilangan legitimasi internasional atas apa yang disebutnya sebagai pengeboman tanpa pandang bulu.
Berapa banyak kerusakan yang terjadi di Gaza?
Serangan Israel telah menghancurkan lebih dari dua pertiga dari seluruh bangunan di Gaza utara dan seperempat bangunan di wilayah selatan Khan Younis.
Data tersebut menurut analisis data satelit Copernicus Sentinel-1 oleh Corey Scher dari CUNY Graduate Center dan Jamon Van Den Hoek dari Oregon State University. Mereka adalah ahli dalam memetakan kerusakan pada masa perang.
BACA JUGA: Disebut dalam Alquran, Ini Perbedaan Yahudi, Bani Israil, dan Ahlul Kitab
Persentase bangunan yang rusak di wilayah Khan Younis meningkat hampir dua kali lipat hanya dalam dua minggu pertama serangan Israel di selatan. Jumlah tersebut mencakup puluhan ribu rumah serta sekolah, rumah sakit, masjid, dan toko.
Pemantau PBB mengatakan sekitar 70 persen gedung sekolah di Gaza rusak. Setidaknya 56 sekolah yang rusak berfungsi sebagai tempat penampungan bagi warga sipil yang mengungsi. Serangan Israel merusak 110 masjid dan tiga gereja.
Israel menganggap Hamas bertanggung jawab atas kematian warga sipil dengan memasukkan militan ke dalam infrastruktur sipil. Situs-situs tersebut juga menampung banyak warga Palestina yang melarikan diri atas perintah evakuasi Israel.
“Gaza sekarang memiliki warna yang berbeda dari luar angkasa. Teksturnya berbeda,” kata Scher, yang telah bekerja dengan Van Den Hoek untuk memetakan kehancuran di beberapa zona perang, dari Aleppo hingga Mariupol.
Bagaimana kehancuran yang terjadi secara historis?
Dalam beberapa hal, kehancuran di Gaza telah melampaui pengeboman Sekutu di Jerman selama Perang Dunia II. Sejarawan militer AS Robert Pape mengatakan antara 1942 dan 1945, sekutu menyerang 51 kota besar dan kecil di Jerman, menghancurkan sekitar 40-50 persen wilayah perkotaannya.
BACA JUGA: Doakan Keselamatan Muslim Palestina dengan Sholat Hajat, Ini Niat dan Doa Sholat Hajat
Pape mengatakan angka ini setara dengan 10 persen bangunan di seluruh Jerman, dibandingkan dengan 33 persen di Gaza, wilayah padat penduduk yang luasnya hanya 360 kilometer persegi.
“Gaza adalah salah satu kampanye hukuman warga sipil paling intens dalam sejarah,” kata Pape. “Sekarang mereka berada di kuartil teratas dalam kampanye pengeboman paling dahsyat yang pernah ada.”