Khazanah

Arbain dan Jalan Mencintai Rasulullah

Rasulullah SAW (Ilustrasi). Foto: Republika/Kurnia Fakhrini

Oleh: Nasir Tajang (PHD-PIH DKI Jakarta 2024)

MAGENTA -- Jamaah haji Indonesia selama ini cukup diuntungkan dan difasilitasi berada di Madinah selama 8 hari yang memungkinkan melaksanakan sholat Arbain, yaitu sholat 40 waktu secara berjamaah di Masjid Nabawi Madinah.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Negara tetangga Malaysia, sejak 2018 hanya 6 hari di Madinah dan sudah tidak menerapkan lagi arbain bagi jamaah haji mereka. Bahkan salah satu negara muslim terbesar di dunia yaitu Turki, mereka hanya 5 hari di Madinah, atau hanya maksimal melaksanakan 25 waktu sholat di Masjid Nabawi.

Tentu dapat dipahami bahwa semakin banyak sholat di Majid Nabawi, semakin memberikan pahala yang besar. Dalam salah satu hadits disebutkan bahwa sholat di Masjid Nabawi ganjaran pahalanya seribu kali lebih utama dari sholat di Masjid lainnya kecuali Masjid haram Mekkah, bahkan ada hadits yang menyatakan bahwa sholat 40 waktu di Masjid Nabawi mendapatkan keistimewaan selamat dari siksa neraka dan terbebas dari nifaq. Di samping itu ibadah yang kita lakukan di Madinah sebagai wujud cinta dan upaya mendapatkan cinta dari Ralulullah SAW.

BACA JUGA: Ihram dan Kepedulian Lingkungan

Kecintaan terhadap Rasulullah merupakan pokok agung dari ajaran Islam. Mencintai Rasulullah harus melebihi kecintaan terhadap anak sendiri, orang tua, dan seluruh manusia sekalipun. Kecintaan kepada Rasulullah merupakan kesempurnaan ke-Islaman seseorang. Rasulullah bersabda: “Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga aku lebih dia cintai dari anaknya sendiri, orang tuanya dan seluruh manusia.“ (HR. Bukhari-Muslim)

Dengan berbagai situasi dan kondisi pelaksanaan ibadah haji saat ini, bisa saja pemerintah kita menempuh apa yang telah di tempuh Malaysia dan Turki yaitu mengurangi jumlah hari di Madinah sehingga jamaah tidak mungkin lagi melaksanakan sholat lebih banyak dari biasanya atau tidak dapat melaksanakan arbain.

Jika situasi ini terjadi, maka kita tidaklah kehilangan jalan mencintai Rasulullah. Arbain bukanlah satu-satunya jalan mencintai Rasullah, tapi ada banyak jalan utama untuk mencintai dan mendapatkan cinta Rasulullah.

BACA JUGA: Sa'i Membangun Harapan dan Keyakinan

Jalan utama mencinta Rasulullah secara tegas dinyatakan Allah SWT dalam dalam QS. Al Ahzab:56 yang artinya: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."

Sungguh luar biasa, Allah SWT sendiri pun bershalawat kepada Rasulullah dan termasuk malaikat-malaikat-Nya. Maka inilah jalan utama mendapatkan cinta Rasulullah, yaitu bershalawat kepada Rasulullah, sebagaimana Allah dan malaikat-Nya bershalawat, baik selama berada di Madinah dan maupun setelah kembali ke tanah air.

Cara lain, tentunya mempelajari sejarah perjuangannya Rasulullah sejak dari Mekkah sampai hijrah ke Madinah, serta berusaha seoptimal mungkin meneladani akhlak agung Rasulullah, seperti sifat amanah dan penuh rasa cinta.

BACA JUGA: Ibadah Haji: Dalil, Pengertian, Hukum, Waktu Mengerjakan, Rukun, dan Syaratnya