History

Menapaki Jejak Sejarah: Mengungkap Makna di Balik Nama Tarwiyah

Umat Muslim sholat di puncak bukit berbatu yang dikenal Jabal Rahmah, Arafah, Makkah, Arab Saudi, Sabtu, 15 Juni 2024. Foto: AP Photo/Rafiq Maqbool

MAGENTA -- Ketika jamaah haji mulai tiba di Mina pada hari Jumat, hari kedelapan Dzulhijjah, mereka ditetapkan untuk memperingati Hari Tarwiyah, yang merupakan bagian penting dari perjalanan haji.

Kementerian Kesehatan mengumumkan kesiapan Rumah Sakit Jalan Mina yang baru dengan kapasitas 50 tempat tidur, dan Rumah Sakit Jembatan Mina, yang menawarkan 150 tempat tidur, untuk memenuhi kebutuhan jamaah.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dilansir di Saudi Gazette, Jumat (14/6/2024), Mina, terletak tujuh kilometer timur laut Masjidil Haram, menjadi tuan rumah bagi sebagian jamaah pada pemberhentian pertama perjalanan mereka sebelum menuju Arafah pada sembilan Dzulhijjah.

BACA JUGA: Pilu Warga Palestina, Israel Halangi 2.500 Jamaah Palestina Berhaji ke Makkah

Istilah "Tarwiyah" mempunyai beberapa penjelasan historis, yang masing-masing menambah kekayaan maknanya. Penjelasan yang paling banyak diterima berasal dari kata Arab yang berarti "memuaskan dahaga". Secara historis, jamaah haji akan mengumpulkan air dari sumur dan rumah terdekat di Mina pada hari ini untuk mempersiapkan perjalanan yang sulit.

Jamaah haji/umrah menggunakan pakaian ihram saat beribadah (Ilustrasi). Foto: Republika/Yogi Ardhi

Hal tersebut memastikan mereka memiliki cukup air sebelum memulai perjalanan yang menantang melalui medan berbatu dan pegunungan di tempat suci tersebut.

Narasi lain menghubungkan nama tersebut dengan kisah Nabi Ibrahim as. Menurut sejarawan Badr al-Din al-Ayni, nama "Tarwiyah" berasal dari penglihatan Ibrahim pada malam kedelapan Dzulhijjah. Dalam penglihatan ini, Allah memerintahkan dia untuk mengorbankan putranya.

BACA JUGA: Gegara Utang Nyawa di Makkah, Snouck Hurgronje Jadi Sahabat Haji Hasan Mustapa

Dia menghabiskan hari itu dengan merenungkan ("yatarawwa" dalam bahasa Arab) apakah penglihatan itu merupakan perintah ilahi atau godaan dari setan. Ketika penglihatan itu terulang keesokan harinya, dia memutuskan bahwa itu memang dari Allah dan bersiap untuk melaksanakan perintah tersebut.

Oleh karena itu, hari itu diberi nama “Tarwiyah”, mencerminkan perenungan dan pertimbangannya yang mendalam.

Kisah ketiga berkaitan dengan kisah Adam dan Hawa. Menurut kisah ini, setelah diusir dari surga, Adam dan Hawa dipisahkan dan mengembara di bumi untuk mencari satu sama lain.

BACA JUGA: Pengertian Wukuf dalam Ibadah Haji dan Waktu Pelaksanaannya

Pada Hari Tarwiyah, Adam melihat Hawa untuk pertama kalinya. Oleh karena itu nama tersebut berasal dari kata "ru'ya" yang berarti "penglihatan" atau "melihat".

Di kalangan sejarawan dan ahli bahasa, penjelasan pertama adalah yang paling disukai. Pada hari kedelapan Dzulhijjah, jamaah secara tradisional mempersiapkan ibadah haji dengan mengumpulkan air dan perbekalan, sebelum menuju ke Arafah, lokasi penting pelaksanaan ibadah haji.

BACA JUGA: Bacaan Talbiyah Labbaik Allahumma Labbaik dalam Ibadah Haji dan Waktu Membacanya