Khazanah

Pilu Warga Palestina, Israel Halangi 2.500 Jamaah Palestina Berhaji ke Makkah

Jamaah haji Palestina di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Foto: EPA/ALAA BADARNEH

MAGENTA -- Israel melarang ratusan warga Palestina meninggalkan Gaza untuk menunaikan ibadah haji 2024. Kantor berita Turki Anadolu melaporkan ini karena kendali Israel atas penyeberangan perbatasan Rafah.

Juru bicara Kementerian Wakaf Gaza Ikrami Al-Mudallal mengatakan penutupan penyeberangan Rafah telah mencegah 2.500 warga Palestina melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Jamaah haji dari Gaza merupakan sepertiga dari total jamaah haji Palestina yang menunaikan ibadah haji tahun ini. Kantor pusat kementerian di Gaza dihancurkan oleh Israel selama perang. Serangan tersebut secara dramatis berdampak pada kemampuan badan keagamaan tersebut dalam memfasilitasi perjalanan jamaah haji ke Makkah.

BACA JUGA: Canggih, Arab Saudi Luncurkan Taksi Terbang tanpa Awak untuk Jamaah Haji 2024

Al-Mudallal mengatakan kepada kantor berita Anadolu bahwa larangan Israel terhadap warga Palestina meninggalkan Gaza merupakan pelanggaran jelas terhadap kebebasan beragama. Perang tersebut sangat mempengaruhi perencanaan ibadah haji mereka, termasuk pembicaraan logistik dengan Mesir dan Arab Saudi.

Calon jamaah haji dipilih melalui sistem undian yang diprakarsai oleh kementerian pada Maret 2023. Alasannya karena terbatasnya jumlah jamaah dan blokade Israel selama bertahun-tahun di Jalur Gaza yang memprioritaskan lansia dan orang sakit serta jadwal keberangkatan antara 20 Mei dan 2 Juni.

Al-Mudallal mengatakan jamaah yang terkena dampak penutupan perbatasan Rafah akan diberikan prioritas tahun depan karena banyak yang menunggu hingga 10 tahun untuk mendapat giliran menunaikan ibadah haji.

BACA JUGA: Cerita AR Fachruddin Nasihati Jamaah Haji yang BAB di Wastafel

Raja Saudi Salman bin Abdulaziz mengumumkan akan menampung 500 peziarah dari keluarga mereka yang terbunuh dan terluka di Gaza. Meskipun, karena perang, hak istimewa ini hanya diperuntukkan bagi warga Gaza yang berhasil meninggalkan daerah kantong yang terkepung.

“Isyarat ini memungkinkan mereka yang telah meninggalkan Gaza untuk menunaikan ibadah haji, menjaga hak Gaza untuk mendapatkan isyarat kerajaan,” kata Al-Mudallal, dilansir The New Arab, Jumat (14/6/2024).

Pada 6 Juni, Raja Saudi Salman memerintahkan Program Tamu Haji dan Umroh Kementerian Urusan Islam Saudi untuk menampung 1.000 jamaah dari keluarga Gaza yang terbunuh dan terluka. Para peziarah ini dipilih dari mereka yang meninggalkan Gaza karena perang atau untuk perawatan medis.

BACA JUGA: Gegara Utang Nyawa di Makkah, Snouck Hurgronje Jadi Sahabat Haji Hasan Mustapa

Kementerian Wakaf Palestina mengatakan 2.000 pria dan wanita dari Tepi Barat yang diduduki telah melakukan perjalanan ke Yordania dengan 69 bus dalam perjalanan ke Arab Saudi dan 1.200 orang lainnya terbang ke kerajaan tersebut.

Kementerian tersebut mengutuk Israel atas agresi yang terus berlanjut terhadap Gaza, dengan meningkatnya serangan di kota Rafah di Gaza selatan dan pendudukan perbatasan yang menghalangi selesainya ibadah haji.

Al-Mudallal mengatakan kementerian telah meminta Mesir dan Arab Saudi menekan Israel agar membuka perbatasan Rafah dan mengizinkan warga Gaza menunaikan ibadah haji.

Militer Israel pada 7 Mei 2024 menyita dan menutup perbatasan. Padahal perbatasan tersebut telah menjadi pintu masuk utama bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang hancur sejak Oktober.

Pengeboman Israel yang terus-menerus selama delapan bulan di Jalur Gaza telah mengakibatkan lebih dari 37.000 orang terbunuh, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. Ribuan orang lainnya diyakini syahid terjebak di bawah reruntuhan.

BACA JUGA: Pengertian Wukuf dalam Ibadah Haji dan Waktu Pelaksanaannya

Perang telah membawa wilayah kantong tersebut ke ambang kelaparan, dan kehancuran sistem layanan kesehatan serta infrastruktur penting Gaza, seperti jaringan air, menimbulkan risiko tinggi wabah penyakit, terutama di daerah padat penduduk seperti Rafah.