History

On This Day: 1 Februari 2003 Pesawat Ulang-Alik Columbia Meledak, Tujuh Astronaut Tewas

Tujuh astronout pesawat ulang-alik Columbia. Columbia meledak akibat sepotong busa seukuran tas yang menabrak sayap pesawat dan meninggalkan lubang. Foto: pinimg.com

MAGENTA -- Hari ini 21 tahun lalu, langit di wilayah Texas dihujani oleh puing-puing sisa ledakan pesawat ulang-alik Columbia. Insiden yang dikenal sebagai 'Columbia Disaster' itu terjadi pada 1 Februari 2003. Pesawat ulang-alik Columbia meledak beberapa menit sebelum mendarat di Kennedy Space Center di Florida, Amerika Serikat. Tujuh orang astronaut di dalamnya tewas.

Columbia adalah pesawat luar angkasa pertama yang terbang di luar angkasa. Pesawat ulang-alik Colombia merupakan salah satu bagian penting dari proyek dan ambisi NASA untuk menguasai angkasa di era modern setelah pendaratan manusia di bulan. Colombia melakukan penerbangan pertama pada bulan April 1981 dan berhasil menyelesaikan 27 misi sebelum bencana terjadi.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dikutip dari space.com, pada penerbangannya yang ke-28, Columbia meninggalkan bumi untuk terakhir kalinya pada 16 Januari 2003. Saat itu, program pesawat ulang-alik dipusatkan pada pembangunan Stasiun Luar Angkasa Internasional. Namun, misi terakhir Columbia, yang dikenal sebagai STS-107, menekankan pada penelitian murni.

BACA JUGA: On This Day: 26 April 1986 Tragedi Chernobyl, Lokasi Bisa Dihuni Manusia 3.000 Tahun Lagi

Sebelum meledak, Columbia berada di dekat Dallas, melaju 18 kali kecepatan suara dan masih berada pada ketinggian 61.170 di atas tanah. Mission Control melakukan beberapa upaya untuk menghubungi para astronaut, namun tidak berhasil.

Dua belas menit kemudian, ketika Columbia seharusnya melakukan pendekatan terakhirnya ke landasan pacu, seorang pengontrol misi menerima panggilan telepon. Penelepon tersebut mengatakan bahwa jaringan televisi menayangkan video pesawat ulang-alik yang hancur di langit.

Bencana Columbia terjadi akibat sepotong busa seukuran tas yang menabrak sayap pesawat dan meninggalkan lubang di ubin pelindung, membuat pesawat rentan saat menembus atmosfer.

BACA JUGA: On This Day: 21 Januari 1985, Sembilan Stupa Borobudur Hancur Dibom Buntut Peristiwa Tanjung Priok

Video peluncuran menunjukkan busa menghantam sayap kiri Columbia. Belakangan diketahui bahwa lubang di sayap kiri memungkinkan gas atmosfer merembes ke dalam pesawat ulang-alik saat pesawat tersebut masuk kembali dengan api, yang menyebabkan hilangnya sensor.

Tak lama kemudian, NASA mendeklarasikan 'kontinjensi' pesawat ulang-alik dan mengirim tim pencarian dan penyelamatan ke lokasi dugaan puing-puing di Texas dan Louisiana. Kemudian NASA menyatakan para astronaut hilang.

“Ini memang hari yang tragis bagi keluarga NASA, bagi keluarga para astronaut yang terbang dengan STS-107, dan juga tragis bagi bangsa ini,” kata administrator NASA saat itu, Sean O'Keefe.

Potongan puing pesawat ulang-alik Columbia terlihat disimpan di hanggar Pusat Antariksa Kennedy NASA di Florida selama penyelidikan kecelakaan pada tahun 2003. Foto NASA

BACA JUGA: On This Day: 4 Januari 1959 Pesawat Luar Angkasa Luna 1 Terbang Mendekati Bulan

Pencarian puing-puing Columbia memakan waktu berminggu-minggu, karena puing-puing tersebut tersebar di zona seluas sekitar 5.180 kilometer persegi tidak di Texas timur saja. NASA akhirnya menemukan 84 ribu keping, mewakili hampir 40 persen berat Columbia. Di antara materi yang ditemukan adalah sisa-sisa kru, yang diidentifikasi dengan DNA.

Ketujuh awak pesawat ulang-alik Columbia yang tewas, antara lain komandan Rick Husband, pilot William McCool, spesialis misi Michael Anderson, David Brown, Kalpana Chawla, dan Laurel Clark, dan spesialis muatan Ilan Ramon, yang juga astronaut Israel pertama.

Misi Columbia adalah bencana pesawat ulang-alik kedua setelah Challenger, yang mengalami kegagalan besar saat diluncurkan pada tahun 1986. Columbia dan Challenger sama-sama membawa tujuh orang astronaut di dalamnya dan semuanya tewas. Challenger meledak di udara setelah lepas landas, Columbia justru meledak pada saat akan mendarat di bumi.

BACA JUGA: On This Day: 6 Agustus 1945 Tragedi Bom Atom Hiroshima, Amerika Pamer Senjata ke Soviet