Kelihatan Berdarah Saat Check Out dari Ritz-Carlton, Aktor 2 Fast 2 Furious Akhirnya Minta Maaf

MAGENTA -- Tyrese Gibson akhirnya meminta maaf kepada staf Hotel Ritz-Carlton. Aktor 2 Fast 2 Furious itu baru sadar kalau penampilannya yang berdarah saat check out telah menyebabkan staf hotel ketakutan.
"Saya cuma ingin minta maaf kepada perempuan yang bekerja di bagian front desk," kata Gibson dengan wajah dan tangannya tampak terluka.
Menurut Gibson, dia check out setelah pulang syuting. Ketika itu, dia belum membasuh "darah" yang menunjang penampilannya di film.
Gibson menceritakan bahwa staf hotel terkejut melihat tangannya yang berlumuran darah. Ketika itu, ia memang menyerahkan kartu kredit dengan tangan kirinya yang tampak penuh bercak merah.
"Anda mungkin mengira saya baru saja menembak sesuatu sambil menyetir. Berewok ini palsu, dan ini bukan darah asli. Saya baru pulang dari lokasi syuting, saya baru pulang kerja. Beginilah penampilan saya dengan seragam kerja saya."
"Saya tidak menyakiti siapa pun. Nggak ada yang mengejar saya juga. Anda tidak perlu khawatir," tuturnya dalam unggahan video Instagram.
Menurut Gibson, kru film sebetulnya sudah menawarkan untuk membersihkan "noda-noda darah". Gibson menolaknya dan memilih pulang dengan riasan "babak belur".
Unggahan itu membuat warganet terbelah. Sebagian mempertanyakan mengapa Gibson tidak menyeka wajah dan tangannya setelah selesai syuting.
"Orang ini penuh drama di tiap postingannya," kata seorang warganet.
Sementara itu, ada juga yang belain Gibson. Mereka menyangka kelakuan Gibson ada kaitannya dengan meninggalnya sang bunda beberapa waktu lalu. Mungkin Gibson masih sedih jadi kurang konsen.
"Sedih banget, kehilangan orang tua saat kita harus bekerja untuk menopang keluarga dan diri kita sendiri. Selaw, Tyrese...Tetap tenang dan istirahat dulu," kata seorang penggemar.
Gibson yang pernah diisukan memeluk Islam tidak menyatakan dia sedang terlibat dalam penggarapan film apa. Kabarnya, dia akan muncul di spin-off Spider-Man, Morbius sebagai Simon Stroud, agen FBI yang memburu Michael Morbius.
