Kamu Sering Bad Mood? Bisa Jadi Gara-Gara Hal Ini
MAGENTA -- Pernah merasa tidak ketika kita bangun tidur bukannya merasa segar, tapi justru lemas atau cemas? Hal ini terjadi pada kita semua, dan kini sebuah penelitian menunjukkan hal ini mungkin disebabkan oleh kurang tidur.
Kualitas tidur yang lebih rendah atau kurang dapat mengganggu fungsi emosional, berdampak pada suasana hati yang positif, dan membuat orang yang bersangkutan berisiko lebih tinggi mengalami gejala kecemasan.
“Dalam masyarakat yang sebagian besar kurang tidur, mengukur dampak kurang tidur terhadap emosi sangat penting untuk meningkatkan kesehatan psikologis,” kata Cara Palmer dari Montana State University (AS) dan penulis utama studi tersebut dalam sebuah pernyataan, dilansir di Malay Mail, Sabtu (23/12/2023).
BACA JUGA: Suhu Tembus Hingga Minus 98 Derajat Celsius, Inilah Tempat Terdingin di Bumi
“Studi ini mewakili sintesis paling komprehensif dari penelitian eksperimental tentang tidur dan emosi hingga saat ini, dan memberikan bukti kuat bahwa periode terjaga yang diperpanjang, durasi tidur yang lebih pendek, dan terbangun di malam hari berdampak buruk pada fungsi emosional manusia,” tambahnya.
Penelitian ini mensintesis tidak kurang dari lima dekade penelitian tentang kurang tidur dan suasana hati, dan didasarkan pada analisis data dari 154 penelitian yang melibatkan 5.717 partisipan. Para peneliti sengaja mengganggu tidur mereka selama satu malam atau lebih, tetap terjaga dalam waktu lama, tidur lebih sedikit dari biasanya, atau terbangun secara teratur di malam hari, tergantung pada eksperimennya.
Semua penelitian juga menganalisis setidaknya satu penanda terkait emosi, baik suasana hati yang dilaporkan sendiri, reaksi partisipan terhadap rangsangan emosional, atau gejala depresi dan kecemasan.
BACA JUGA: Tahun Baru Sebentar Lagi, Ini Daftar UMP 2024 di Seluruh Provinsi di Indonesia
Diterbitkan dalam jurnal Psychological Bulletin, hasilnya mengungkapkan kurang tidur tidak hanya menyebabkan kelelahan. Hal ini juga berdampak negatif pada fungsi emosional, menurunkan suasana hati positif, dan meningkatkan risiko kecemasan dan gejala depresi.
Lebih konkritnya, apa pun eksperimen yang dilakukan, para peneliti mengamati efek buruk pada kegembiraan, kebahagiaan, dan kepuasan di antara para partisipan dalam penelitian ini, serta peningkatan gejala kecemasan, yang tercermin dalam detak jantung yang semakin cepat.
“Hal ini terjadi bahkan setelah kurang tidur dalam waktu singkat, seperti begadang satu atau dua jam lebih lambat dari biasanya atau setelah kurang tidur beberapa jam saja. Kami juga menemukan kurang tidur meningkatkan gejala kecemasan dan menumpulkan gairah sebagai respons terhadap rangsangan emosional,” kata Palmer.
BACA JUGA: Niat Sholat Subuh, Tata Cara, dan Bacaan Doa Qunut Latin
Penelitian ini memiliki keterbatasan tertentu, seperti kurangnya keragaman dalam hal usia partisipan (rata-rata 23 orang) dan budaya (hanya di AS dan Eropa). Namun, penelitian ini memungkinkan kita menilai dampak kurang tidur terhadap kesehatan mental individu, dan konsekuensi yang diakibatkannya terhadap kehidupan pribadi dan profesional mereka.
Penelitian menemukan lebih dari 30 persen orang dewasa dan hingga 90 persen remaja tidak mendapatkan cukup tidur. Implikasi penelitian ini terhadap kesehatan individu dan masyarakat cukup besar di masyarakat yang sebagian besar kurang tidur.
"Industri dan sektor yang rentan terhadap kurang tidur, seperti pekerja pertolongan pertama, pilot, dan pengemudi truk, harus mengembangkan dan mengadopsi kebijakan yang memprioritaskan tidur untuk memitigasi risiko terhadap fungsi dan kesejahteraan di siang hari,” jelas penulis utama studi tersebut.
BACA JUGA: Doa Iftitah dalam Sholat Lengkap dengan Latin dan Artinya