Mengapa Israel Menyerang dengan Brutal Jamaah Masjid Al Aqsa?
MAGENTA -- Pasukan Israel menyerbu Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki selama dua malam berturut-turut pekan ini. Mereka menyerang dan menangkap jamaah hingga memicu kecaman global.
Pada Selasa malam (4/4/2023), puluhan petugas bersenjata berat menggerebek lokasi tersebut, menggunakan granat kejut dan menembakkan gas air mata ke ruang sholat Qibli, tempat ratusan jamaah menginap untuk sholat. Pasukan Israel memukuli jamaah dengan pentungan dan senjata antihuru-hara, melukai puluhan orang, sebelum menangkap ratusan orang.
Dua puluh empat jam kemudian, petugas bersenjata kembali menyerbu masjid saat sekitar 20 ribu jamaah Palestina sedang melakukan sholat Tarawih. Mereka menembakkan peluru berlapis karet, gas air mata, dan granat kejut untuk membersihkan masjid, sebelum mengejar orang dan memukuli mereka dengan pentungan.
.
.
Jadi, apa pembenaran yang diberikan otoritas Israel atas tindakan kekerasan dan brutal di situs tersuci ketiga Islam selama bulan tersuci dalam agama Muslim?
Serangan teror saat ibadah Ramadhan
Setelah sholat malam Tarawih pada Selasa, puluhan jamaah tinggal di Al Aqsa untuk melaksanakan itikaf. Otoritas Israel tidak mengizinkan jamaah untuk itikaf di luar sepuluh hari terakhir Ramadhan. Larangan ini ditolak warga Palestina.
Petugas Israel pertama kali terlihat sekitar pukul 22.00 waktu setempat memasuki Al Aqsa. Mereka mulai mengeluarkan orang dari halaman. Sementara mereka yang duduk di halaman disingkirkan, puluhan jamaah lainnya mengunci diri di dalam ruang sholat untuk menghindari tindakan keras Israel.
BACA JUGA: 4 Amalan untuk Meraih Lailatul Qadar