Gaya Hidup

Hari Buruh May Day: Kumpulan Puisi Wiji Thukul Soal Buruh, Bikin yang Baca Kena Mental!

Pengunjung memperlihatkan pin saat nonton bersama film Istirahatlah Kata-kata tentang kisah aktivis sekaligus penyair Wiji Thukul di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 2017. Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Pengunjung memperlihatkan pin saat nonton bersama film Istirahatlah Kata-kata tentang kisah aktivis sekaligus penyair Wiji Thukul di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 2017. Foto: Antara/Yudhi Mahatma

MAGENTA -- Sekitar 50 ribu buruh diperkirakan memadati jalanan di Jakarta, Senin (1/5/2023). Aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day juga bakal digelar di 38 provinsi di Indonesia.

Solidaritas terhadap perjuangan buruh pernah diteriakkan oleh penyair dan aktivis hak asasi manusia Wiji Thukul melalui puisi-puisinya. Meski bukan seorang buruh, Wiji Thukul yang mempunyai nama asli Widji Widodo aktif memperjuangkan hak-hak buruh pada masa Orde Baru.

Latar belakang seni dan sastra yang dimilikinya membuat lelaki kelahiran 26 Agustus 1963 itu piawai membangkitkan semangat massa dengan kata-kata. Hingga sekarang keberadaan aktivis 98 itu tidak diketahui.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

.

.

Masih hidup atau sudah meninggal? Meski demikian puisi-puisinya soal buruh tetap hidup.

Puisi-Puisi Wiji Thukul Soal Buruh

Buruh-buruh

Di batas desa

pagi-pagi

dijemput truk

dihitung seperti pesakitan

diangkut ke pabrik

begitu seterusnya

Mesin terus berputar

pabrik harus berproduksi

pulang malam

badan loyo

nasi dingin

Bagaimana kalau anak sakit

bagaimana obat

bagaimana dokter

bagaimana rumah sakit

bagaimana uang

bagaimana gaji

bagaimana pabrik? mogok?

pecat! mesin tak boleh berhenti

maka mengalirlah tenaga murah

mbak ayu kakang dari desa

BACA JUGA: Hari Buruh May Day: Dalam Islam Bekerja Bisa Bernilai Ibadah, Bagaimana Caranya?

Puisi Satu mimpi satu barisan di halaman selanjutnya...