History

Cerita Gubernur Ali Sadikin Tampar Sopir Truk Ugal-ugalan dan Digaji Rp 9.500

Mantan gubernur Jakarta Ali Sadikin. Cerita Gubernur Ali Sadikin Tampar Sopir Truk Ugal-ugalan dan Digaji Rp 9.500. Foto: Dok. Republika
Mantan gubernur Jakarta Ali Sadikin. Cerita Gubernur Ali Sadikin Tampar Sopir Truk Ugal-ugalan dan Digaji Rp 9.500. Foto: Dok. Republika

MAGENTA -- Selama 11 tahun Ali Sadikin menjadi gubernur Jakarta tentunya banyak cerita suka dan duka. Bang Ali, sapaan akrabnya, mulai menjadi orang nomor satu di Betawi pada 1966 hingga 1977. Dua periode ia membangun Jakarta.

Saat ditunjuk presiden Sukarno untuk memimpin Jakarta, lelaki kelahiran Sumedang, 7 Juli 1926 itu tidak menolak. Padahal, menjadi gubernur Jakarta di tahun-tahun itu sangat berat karena keadaan kota Jakarta amat buruk.

BACA JUGA: Khasiat Lengkuas Sebagai Obat Rematik, Gatal, dan Panu serta Cara Meraciknya

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

.

.

Tiap musim hujan berbagai daerah permukiman banjir, jalan-jalan raya di Jakarta penuh lubang, sarana lalu lintas buruk, dan gang-gang becek merupakan pemandangan sehari-hari. Selain itu, Indonesia juga sedang menghadapi kemerosotan ekonomi yang luar biasa.

Bayangkan, di tahun 1965 saja inflasi di Indonesia mencapai 650 persen. Hal itu menyebabkan krisis lapangan kerja, krisis angkutan, krisis usaha, krisis sarana pendidikan, dan berbagai krisis lain.

BACA JUGA: Kesederhanaan Bung Hatta: Ironi Sepatu Bally tak Terbeli dan Tas Branded Istri Pejabat

Tetapi Bang Ali punya nyali menjadi gubernur Jakarta. Ali Sadikin dilantik menjadi gubernur Jakarta oleh presiden Sukarno pada 28 April 1966 di Istana Negara dengan mengenakan pakaian resmi Mayor Jenderal KKO serba putih.

"Jakarta membutuhkan seorang yang keras kepala untuk menertibkan para ndoro ayu dan tuan-tuan yang suka seenak perutnya saja. Kelak suatu hari, orang akan mengenang apa yang telah dikerjakan oleh Ali Sadikin." kata presiden Sukarno saat pelantikan, dikutip dari buku Ali Sadikin: Membenahi Jakarta Menjadi Kota yang Manusiawi oleh Ramadhan KH.

Menurut Ali Sadikin, yang paling banyak melanggar disiplin dan kesopanan lalu lintas di Jakarta adalah bus kota. Nomor dua, sopir sipil yang mengemudikan kendaraan ABRI (TNI). Dan nomor tiga, sepeda motor bersama angkutan umum jenis ke-IV seperti helicak, minicar, dan lain sebagainya.

Pada suatu hari, Ali Sadikin bersama wartawan berada dalam satu mobil menuju satu upacara di Menteng Wadas. Dalam perjalanan itu, Ali Sadikin turun tangan menindak seorang sopir truk yang ugal-ugalan di Jalan By Pass.

BACA JUGA: Kisah Soedirman: Guru SD yang Jadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat