History

Sejarah Becak Sejak 1865 Hingga Pemilu 2024

Sejumlah tukang becak yang tengah menunggu penumpang di daerah Pasar Bahari, Jakarta Utara. Foto: mg01

MAGENTA -- Becak adalah salah satu moda transportasi roda tiga yang tidak bermotor dengan satu sadel di belakang. Becak mempunyai tempat duduk untuk dua orang penumpang yang berada di depan. Becak dijalankan oleh tenaga manusia dengan cara dikayuh.

Dalam sejarahnya becak pertama kali ditemukan di Jepang pada 1865. Kala itu, seorang warga Amerika Serikat bernama Jonathan Goble sedang berjalan-jalan di Yokohama.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kemudian, Goble membuat coretan berbentuk kereta kecil tanpa atap di secarik kertas. Rancangan kendaraan dibuat Goble untuk membawa istrinya yang lumpuh.

BACA JUGA: On This Day: 30 April 1945, Sang Fuhrer Nazi Adolf Hitler Bunuh Diri di Bunker

Singkat cerita, coretan tersebut dikirim kepada salah seorang karibnya, Frank Pollay. Alhasil, terciptalah moda transportasi becak.

Di Indonesia, menurut Jawa Shimbun terbitan 20 Januari 1943 becak diperkenalkan dari Makassar ke Batavia akhir 1930-an. Namun, menurut Lea Jellanik dalam Seperti Roda Berputar, becak didatangkan ke Batavia dari Singapura dan Hongkong pada 1930-an.

Selanjutnya, mengutip majalah Stor Weekly tahun 1960, bentuk becak di Indonesia berasal dari Tiongkok. Kata becak (betjak) juga berasal dari Tiongkok, bee (kuda) dan tja (gerobak) atau berarti kuda gerobak.

BACA JUGA: On This Day: 28 April 1945 Benito Mussolini Ditembak Mati, Jenazahnya Digantung dan Diludahi

Di Jakarta, becak sudah dilarang beroperasi sejak 1980-an. Sebab becak dianggap moda transportasi yang tidak manusiawi karena tenaga penggerak becak adalah manusia.

Tiba-tiba masalah becak kembali menjadi topik hangat di jagat maya setelah Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), mempertanyakan soal manfaat jalan tol yang tidak bisa dirasakan oleh tukang becak.

Menurut Muhaimin, kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah harus berkeadilan bagi semua pihak. Terlebih, dana yang digunakan untuk kebijakan tersebut menggunakan dana dari pajak masyarakat.

BACA JUGA: On This Day: 4 Juni 1989 Pembantaian Tiananmen, Ribuan Orang Diberondong Peluru

Cak Imin mengatakan, kemana-mana transportasi publik, transportasi umum harus murah dan enak. Ini yang dibangun jalan tol, enak bagi yang punya mobil.

“Kemarin saya ketemu tukang becak, tukang becak bilang ‘saya bayar pajak pajaknya dibikin bangun tol, lah kok saya tidak bisa menikmati tol’,” kata Cak Imin dalam acara silaturahim Majelis Taklim se-Kabupaten Bekasi di Gedung Guru, Bekasi, Senin (18/12/2024).


Sejarah becak di jalan ibu kota dikutip dari republika.co.id

 

Tahun 1936

Becak masuk ke Batavia. Awalnya mendapat sambutan baik dari pemerintah kolonial karena dianggap sebagai moda transportasi yang cukup membantu.

Tahun 1943

Jumlah becak di Batavia mencapai kurang lebih 3.900 unit. Kemudian, pemerintah kolonial mulai melarang becak.

Tahun 1967

DPRD DKI mengeluarkan Perda becak dilarang sebagai kendaraan angkutan umum.

Tahun 1970

Jumlah becak di Jakarta mencapai 150 ribu unit. Gubernur Ali Sadikin kala itu mengeluarkan larangan produksi dan memasukan becak ke Jakarta.

Tahun 1988

Gubernur Jakarta Wiyogo Atmodarminto mengeluarkan intruksi No 201/1988, yang menjadi alasan penghapusan becak dari Jakarta.

Tahun 1990

Pemprov DKI Jakarta memutuskan becak harus hilang dari Jakarta.

Tahun 1998

Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso memberikan sedikit kelonggaran, karena krisis ekonomi. Becak diizinkan beroperasi di jalan-jalan yang tidak terjangkau kendaraan bermotor.

Tahun 2001

Pemprov DKI Jakarta melakukan operasi 'penggarukan' terhadap becak yang masih berada di wilayah Jakarta.

Tahun 2018

Gubernur Anies Baswedan dan Wagub Sandiaga Uno berencana menghidupkan kembali becak.