History

On This Day: 7 Januari 1979, Vietnam Bebaskan Kamboja dari Khmer Merah Pimpinan Pol Pot

Wisatawan melihat tengkorak korban pembantaian rezim komunis Khmer Merah pimpinan Pol Pot di Monumen Choeung Ek atau ladang pembantaian, Phnom Penh, Kamboja, Selasa (26/2/2019). Foto: Antara/Nyoman B
Wisatawan melihat tengkorak korban pembantaian rezim komunis Khmer Merah pimpinan Pol Pot di Monumen Choeung Ek atau ladang pembantaian, Phnom Penh, Kamboja, Selasa (26/2/2019). Foto: Antara/Nyoman B

MAGENTA -- Hari ini, 46 tahun lalu atau 7 Januari 1979, pasukan Vietnam berhasil merebut ibu kota Kamboja, Phnom Penh, dari kekuasan Khmer Merah yang dipimpin oleh Saloth Sar atau lebih dikenal dengan nama Pol Pot.

Ketika berkuasa, Pol Pot banyak membantai rakyatnya. Pol Pot adalah orang di balik kematian hampir dua juta rakyat Kamboja karena kekejamannya. Rezim Pol Pot adalah periode paling kelam dalam sejarah Kamboja.

Dilansir dari Biography, Pol Pot yang lahir di Kompong Thom, Kamboja 19 Mei 1925 adalah Perdana Menteri Demokratik Kamboja sekaligus pemimpin rezim Khmer Merah pada 1975-1979. Pol Pot terlahir dari orang tua kaya yang memiliki sawah seluas 50 hektare.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pada 1949, anak kedelapan dari sembilan bersaudara itu mendapatkan beasiswa pendidikan dari pemerintah yang mengirimnya ke Paris untuk belajar teknologi radio.

BACA JUGA: Mengenal George Washington, Presiden AS Pertama yang tidak Pernah Tinggal di Gedung Putih

Pada 1956, Pol Pot menikahi Khieu Ponnary yang ditemuinya di Paris. Tidak lama kemudian, beasiswa Pol Pot dicabut karena ia terlibat dengan Partai Komunis di Paris.

Saat kembali ke Kamboja, Pol Pot menggelorakan revolusi di negaranya. Pol Pot menghabiskan waktu 12 tahun untuk membangun partai komunis yang telah ada di Kamboja sejak 1960, dan ia menjabat sebagai sekretaris partai.

Pada 1975, Pol Pot dan pasukan Vietnam Utara, pasukan Khmer Merah berhasil menguasai seluruh Kamboja.

BACA JUGA: Kisah Presiden Fidel Ramos Minta Bantuan Soeharto dan Khadafi Tangani Konflik MNLF