Atasi Sampah Organik, Lapas Kelas IIA Cibinong Panen 300 Kg Maggot

MAGENTA -- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Cibinong melakukan kegiatan panen 300 kg maggot di Kebun Inovasi Lapas Cibinong, Selasa (18/11/20250). Sebuah capaian yang menunjukkan meningkatnya produktivitas unit kegiatan kerja di bidang budidaya Black Soldier Fly (BSF).
Maggot BSF dikenal sebagai agen pengurai yang mampu mengolah sampah organik menjadi kompos dan pakan ternak bernilai tinggi.
Kepala Lapas Cibinong Wisnu Hani Putranto mengatakan, keberhasilan panen kali ini menjadi bukti Warga Binaan memiliki kemampuan dan potensi besar untuk terlibat dalam kegiatan yang produktif dan bernilai ekonomis.
“Panen maggot sebanyak 300 kg ini menunjukkan pembinaan kemandirian berjalan efektif ketika didukung oleh perencanaan yang baik, pendampingan berkelanjutan, dan semangat para Warga Binaan dalam mengikuti kegiatan,” ujarnya.
Seluruh hasil panen dijual kepada CV Ragam Ternak Mandiri, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan maggot. Kerja sama ini memastikan maggot yang dihasilkan Lapas Cibinong diolah secara profesional dan diteruskan menjadi produk bernilai tambah.
BACA JUGA: Rutan Masohi Fasilitasi Pelaksanaan Ujian Skripsi Warga Binaan
Selain itu, kemitraan ini juga membuka peluang ekonomi yang lebih stabil bagi unit kegiatan kerja Lapas di mana Warga Binaan mendapatkan keterampilan dan premi dari hasil panen tersebut.
Pihak CV Ragam Ternak Mandiri, Rendi, turut memberikan apresiasi atas kerja sama yang telah berjalan baik selama ini dan menegaskan dukungannya pada program pembinaan bagi Warga Binaan.
"Kami mengapresiasi kerja sama dengan Lapas Cibinong. Panen 300 kilogram maggot ini menunjukkan kualitas pembinaan dan pengelolaan lingkungan yang baik dengan hasil maggot yang memenuhi standar industri. Kami siap terus mendukung kemitraan ini karena memberikan manfaat ekonomi sekaligus mendorong pengelolaan sampah organik berkelanjutan,” tegasnya.
Program budidaya maggot merupakan upaya Lapas Cibinong untuk menciptakan pembinaan berbasis keterampilan yang aplikatif sekaligus mendukung pengurangan sampah organik melalui metode pengolahan yang efektif. Dengan demikian, program ini tidak hanya memberikan manfaat lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi Warga Binaan.
BACA JUGA: Warga Binaan Lapas Ambon Panen Terong, Turut Dukung Ketahanan Pangan
Sumber: Laman resmi Ditjenpas
Editor: Emhade Dahlan