Tips Mencegah Mabuk Perjalanan Darat, Laut, dan Udara
MAGENTA -- Apakah kamu sering merasa pusing dan mual ketika berada di dalam kendaraan yang bergerak? Jika iya, berarti kamu mengalami mabuk perjalanan. Mabuk perjalanan bisa terjadi ketika bepergian menggunakan mobil, bus, kereta api, kapal laut, atau pesawat terbang.
Mabuk perjalanan biasanya disebabkan oleh mata yang seakan melihat pepohonan bergerak, sedangkan otot dan sendi merasa bahwa tubuh diam tidak bergerak.
Akibatnya, otak tidak bisa memproses informasi apakah tubuh diam atau bergerak. Mabuk perjalanan bisa kambuh jika sudah tidak bepergian dalam jangka panjang.
BACA JUGA: Kamu Harus Paham Beda Blind Spot dengan Black Spot Biar Aman Berkendara
Berikut tips mencegah mabuk perjalanan dikutip dari buku 1001 Tips Sehat oleh Lucia Priandarini:
Mencegah mabuk perjalanan transportasi darat
• Usahakan pandangan kamu lurus ke depan, bukan ke samping.
• Duduklah dekat jendela dan usahakan mendapat tempat duduk di tengah.
• Jangan duduk di kursi paling belakang karena guncangannya akan terasa paling keras.
• Duduklah di kursi kendaraan paling depan jika memang melihat pemandangan akan memperingan mabuk kamu.
BACA JUGA: Di Umur Berapa Kamu Tahu Singkatan Nama-Nama Jalan Tol Ini?
• Jika jalan yang akan kamu tempuh sangat berliku dan naik turun, hindari duduk di kursi paling depan karena justru akan semakin membuat pusing.
• Minum obat antimabuk 30 menit sebelum melakukan perjalanan.
• Sebaiknya jangan membaca selama dalam perjalanan, karena berpotensi membuat pusing dan mual.
• Konsumsi makanan atau minuman yang manis seperti cokelat dan sirup.
Mencegah mabuk perjalanan transportasi darat
• Cobalah untuk menghirup udara segar sebanyak mungkin di atas kapal.
• Jangan arahkan pandangan Anda ke naik turunnya gelombang laut.
• Usahakan mendapat kabin yang letaknya di tengah kapal, di mana jarang terjadi oleng dan guncangan kapal.
Mencegah mabuk perjalanan di pesawat terbang
• Mintalah tempat duduk di dekat sayap pesawat.
• Hindari tempat duduk di bagian ekor pesawat yang rawan guncangan.
BACA JUGA: Sejarah Panjang Jalan Tol di Indonesia, dari Jagorawi Hingga Tol Bima