Khazanah

Mudik Lebaran 2023, Perhatikan Adab Bepergian dalam Islam

Kendaraan melintas di Gerbang Tol Baitussalam jalan tol Trans Sumatera ruas Sigli-Banda Aceh (Sibanceh), Aceh Besar, Aceh, Sabtu (15/4/2023). Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Sigli-Banda Aceh seksi 5 dan 6 (Blang Bintang-Baitussalam) dibuka secara fungsional dengan menerapkan tarif gratis mulai 15-30 April atau selama arus mudik dan balik Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah. Mudik Lebaran, Perhatikan Adab Bepergian dalam Islam. Foto: Antara/Khalis Surry
Kendaraan melintas di Gerbang Tol Baitussalam jalan tol Trans Sumatera ruas Sigli-Banda Aceh (Sibanceh), Aceh Besar, Aceh, Sabtu (15/4/2023). Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Sigli-Banda Aceh seksi 5 dan 6 (Blang Bintang-Baitussalam) dibuka secara fungsional dengan menerapkan tarif gratis mulai 15-30 April atau selama arus mudik dan balik Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah. Mudik Lebaran, Perhatikan Adab Bepergian dalam Islam. Foto: Antara/Khalis Surry

MAGENTA -- Sepekan jelang Hari Raya Idul Fitri, sebagian warga mulai melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman. Ini sesua dengan imbauan menteri perhubungan yang meminta agar masyarakat yang sudah bisa mudik, sebaiknya mudik lebih awal.

Hal ini demi menghindari penumpukan kendaraan di jalan. Selain memperhatikan kesiapan diri dan kendaraan, bagi umat Islam mudik juga ada adabnya. Jika ia memenuhinya, perjalanannya tidaklah kosong dari berbagai faedah yang menyertainya dengan sebab amal akhirat.

Berikut ini adab bepergian dalam Islam dikutip dari Saripati Ihya Ulumiddin Imam Al Ghazali yang Disarikan Syaikh Jamaluddin al-Qasimi (Ulama Kharismatik dari Syiria Awal Abad 20) terbitan Lentera Hati 2018.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

.

.

Adab Bepergian dalam Islam

1. Mengembalikan Harta

Hendaklah ia memulai dengan mengembalikan harta-harta yang diperoleh dengan cara zalim, melunasi utang-utang, menyediakan nafkah untuk orang yang wajib dinafkahinya, serta mengembalikan barang-barang titipan jika ada barang titipan padanya.

Hendaklah ia tidak mengambil untuk bekal kecuali apa yang halal dan baik serta hendaklah ia mengambil dengan kadar yang mencukupi bersama teman-teman seperjalanannya. Dalam perjalanan, haruslah ia berbicara yang baik-baik saja, memberi makan orang lain, serta menampakkan akhlak yang mulia.

2. Memilih Teman Perjalanan

Hendaklah ia memilih teman perjalanan, sehingga ia tidak keluar sendirian. "Teman dahulu, jalan kemudian."

Hendaklah yang menjadi teman perjalanannya adalah orang yang dapat menolongnya dalam agama, sehingga teman perjalanannya itu akan mengingatkannya apabila ia lupa dan akan membantunya apabila ia ingat. Sesungguhnya seseorang itu mengikuti agama sahabatnya dan tidaklah seseorang dikenal kecuali dengan menjadi teman perjalanannya.

BACA JUGA: Cek Mobil Sebelum Mudik, 9 Bagian Ini Wajib Diperiksa