News

Menelusuri Trotoar Jalan WR Supratman Tangerang Selatan, Banyak Lubang Berbahaya

Papan petunjuk nama jalan di Jalan WR Supratman, Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Senin (15/5/2023). Menelusuri Trotoar Jalan WR Supratman Tangerang Selatan, Banyak Lubang Berbahaya. Foto: Magenta/Dok. Pribadi
Papan petunjuk nama jalan di Jalan WR Supratman, Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Senin (15/5/2023). Menelusuri Trotoar Jalan WR Supratman Tangerang Selatan, Banyak Lubang Berbahaya. Foto: Magenta/Dok. Pribadi

MAGENTA -- Suatu hari di Ciputat Timur. Hari baru saja merambat siang, namun suhu udara di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten itu sudah di angka 32 derajat Celsius.

Pastinya panas, gerah, dan membuat haus. Panas-panas seperti ini, siapa pun orangnya pasti ogah jika disuruh berjalan kaki di trotoar jalan ini.

BACA JUGA: 9 Resep Herbal Prof Hembing untuk Mengobati Rematik, Pegal Linu, dan Sakit Pinggang

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

.

.

Namanya Jalan WR Supratman. Jika berjalan kaki dengan santai, jalan sepanjang 4,4 kilometer itu bisa ditempuh dengan waktu paling lama 1,5 jam. Berbekal sebotol air mineral ukuran 600 ml, Magenta mencoba berjalan kaki menelusuri trotoar jalan tersebut pada Senin siang (15/5/2023).

Nama jalannya sih memang keren WR Supratman yang diketahui nama seorang pencipta lagu "Indonesia Raya". Tapi sayang, keberadaan trotoarnya belum bisa disebut layak, apalagi keren.

Penutup bak kontrol di trotoar Jalan WR Supratman, Ciputat Timur, Tangsel yang hilang, Senin (15/5/2023). Warga menandainya seadanya agar tidak ada orang yang terperosok. Foto: Magenta/Dok. Pribadi
Penutup bak kontrol di trotoar Jalan WR Supratman, Ciputat Timur, Tangsel yang hilang, Senin (15/5/2023). Warga menandainya seadanya agar tidak ada orang yang terperosok. Foto: Magenta/Dok. Pribadi

Di Jalan WR Supratman belum semuanya dibangun trotoar. Penelusuran Magenta, baru sekitar 2,8 Km trotoar yang dibangun, yakni dari depan Kecamatan Ciputat Timur hingga Kampung Utan. Sisanya, pejalan kaki hanya bisa berjalan di pinggir jalan dan di atas beton penutup saluran air atau got. Jalan kaki di lokasi yang belum memiliki trotoar ngeri-ngeri sedap disenggol kendaraan yang berseliweran.

BACA JUGA: Pantangan Orang Betawi: Dilarang Makan Pisang Dempet Hingga Nyari Kutu Habis Ashar

Dari trotoar yang sudah dibangun, Magenta mencatat kurang lebih ada 70-an lubang (bak kontrol) yang dibuat untuk mengontrol volume air pembuangan warga dan air hujan. Namun, ada sekitar enam bak kontrol yang tidak ada tutupnya.

Penutup besinya hilang digondol maling. Pencurian tutup bak kontrol ini berulang kali terjadi.

BACA JUGA: Kisah Soedirman: Guru SD yang Jadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat