History

Dari Kebon Pala Hingga Pulo Gebang, Cerita di Balik Nama Tempat Betawi

Warga melintasi jembatan yang tidak layak di Jalan Swadaya, Kebon Jeruk, Jakarta, Jumat (11/6/2021). Dari Kebon Pala Hingga Pulo Gebang, Cerita di Balik Nama Tempat Betawi. Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga melintasi jembatan yang tidak layak di Jalan Swadaya, Kebon Jeruk, Jakarta, Jumat (11/6/2021). Dari Kebon Pala Hingga Pulo Gebang, Cerita di Balik Nama Tempat Betawi. Foto: Republika/Putra M. Akbar

MAGENTA -- Pemberian nama-nama tempat di Betawi memiliki cerita sendiri dari sebuah wilayah yang akan diberi nama. Ada nama wilayah yang awalannya diberi kata "Kampung", "Pondok", "Kebon", dan lainnya.

Dirangkum dari buku Folklor Betawi: Kebudayaan & Kehidupan Orang Betawi karangan Abdul Chaer, beberapa nama tempat di Betawi memiliki asal-usul nama sebagai bentuk folklor bersifat pralogis.

BACA JUGA: Orang Betawi Sakit Obatnya Cuma Dedaunan: Resep Ramuan Tradisional, dari Borok Hingga Keremian

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

.

.

Nama-nama tempat di Jakarta memiliki pola sebagai berikut.

1. Menggunakan nama pohon, buah, atau tumbuhan

Menteng, Karet, Gandaria, Malaka, Gambir, Kemang, dan Keranji.

2. Menggunakan kata 'ci' di depan

Cipinang, Cikini, Cipayung, Cilincing, Ciracas, Cililitan, Cibubur, dan Cilangkap.

Kata 'ci' di depannya adalah dipengaruhi budaya Sunda atau bahasa Sunda. Kata 'ci' dalam bahasa Sunda berarti "kali" atau "sungai". Namun, sejumlah sungai di Jakarta meskipun memakai kata 'ci' di depannya, masih juga disebut kali, seperti Kali Ciliwung, Kali Cipinang, Kali Cideng, dan Kali Cisadane.

3. Menggunakan kata 'kampung' di depan

Kampung Bali, Kampung Melayu, Kampung Ambon, Kampung Bugis, Kampung Makassar, dan Kampung Jawa, Kampung Dukuh, Kampung Dua, dan Kampung Lima.

BACA JUGA: Asal-usul Nama Betawi: Dari Pelesetan Batavia Hingga Kotoran Manusia