History

Sejarah Kartu Merah dan Kuning dalam Sepak Bola, Ternyata Terinspirasi dari Hal Ini

Wasit pertandingan Mohammed Khled S Al Hoish memberikan kartu merah kepada pemain Thailand Sanrawat Dechmitr (kedua kanan) saat pertandingan melawan Indonesia dalam laga Piala AFF 2022 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (29/12/2022). Sejarah Kartu Merah dan Kuning dalam Sepak Bola, Ternyata Terinspirasi dari Hal Ini. Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Wasit pertandingan Mohammed Khled S Al Hoish memberikan kartu merah kepada pemain Thailand Sanrawat Dechmitr (kedua kanan) saat pertandingan melawan Indonesia dalam laga Piala AFF 2022 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (29/12/2022). Sejarah Kartu Merah dan Kuning dalam Sepak Bola, Ternyata Terinspirasi dari Hal Ini. Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto

MAGENTA -- Setelah menunggu 32 tahun, Indonesia akhirnya bisa meraih medali emas SEA Games 2023 cabang olahraga sepak bola. Sebelumnya, Indonesia meraih emas pada 1987 dan 1991.

Kepastian itu didapat setelah Timnas Indonesia U-22 mempermalukan Thailand dengan skor 5-2 di laga final yang dilangsungkan di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja pada Selasa malam (16/5/2023).

BACA JUGA: Cara Mengobati Sihir Cinta Guna-Guna Istri pada Suami, Baca Ayat Alquran Ini

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

.

.

Laga yang dipimpin wasit Kassem Matar Al-Hatmi berlangsung dengan tensi tinggi dan keras. Dalam pertarungan yang berjalan selamat 120 menit itu pengadil asal Oman harus mengeluarkan 18 kartu: enam kartu merah dan 12 kartu kuning.

Apa jadinya jika dalam pertadingan keras tersebut tidak ada peraturan kartu kuning dan kartu merah? Yuk, kita cari tahu siapa penemu kartu merah dan kuning dalam sepak bola.

Menurut buku 200 Tokoh Inspiratif Penemu dan Pengubah Dunia oleh Ismadi & Eri Andwiatwoni, kartu merah dan kartu kuning dalam sepak bola ditemukan oleh seorang wasit dari Inggris bernama Kenneth George Aston.

BACA JUGA: Sholat Jumat di Jalan Raya, Bagaimana Hukumnya?

Aston mendapatkan inspirasi menemukan kartu merah dan kartu kuning setelah melihat lampu lalu lintas di sebuah perempatan jalan. Lampu-lampu tersebut mengingatkannya pada peristiwa yang terjadi dalam pertandingan perempat final Piala Dunia 1966 yang mempertemukan Inggris dengan Argentina di Wembley, Inggris.

Pada pertandingan tersebut, kapten Argentina Antonio Rattin diusir oleh wasit asal Jerman Rudolf Kreitlein karena melakukan pelanggaran keras. Namun, karena kendala bahasa, Rattin pun tidak segera meninggalkan lapangan. Ia tidak mengetahui apa yang dimaksudkan oleh wasit.

Lampu lalu lintas. Foto: EPA-EFE/RONALD WITTEK
Lampu lalu lintas. Foto: EPA-EFE/RONALD WITTEK

BACA JUGA: Cara Melindungi Diri dari Sihir, Salah Satunya Makan Kurma Ajwa

Gara-gara gagal paham bahasa...