News

Gelombang Panas Biang Kerok Penderitaan Anak-Anak di Asia Selatan

Warga mendinginkan tubuh di sungai ketika suhu mencapai 40 derajat celcius di Islamabad, Pakistan, Rabu (27/5/2020). Foto: AP/Anjum Naveed
Warga mendinginkan tubuh di sungai ketika suhu mencapai 40 derajat celcius di Islamabad, Pakistan, Rabu (27/5/2020). Foto: AP/Anjum Naveed

MAGENTA -- Tiga perempat anak-anak di Asia Selatan terpapar suhu yang sangat tinggi dibandingkan dengan dengan satu dari tiga anak secara global. Dana Anak-Anak PBB (UNICEF), Senin (7/8/2023) mendesak pihak berwenang berbuat lebih banyak untuk membantu mereka mengatasi panas.

UNICEF memperkirakan 76 persen anak-anak di bawah 18 tahun di Asia Selatan atau 460 juta anak terpapar suhu sangat tinggi. Sebanyak 83 hari atau lebih dalam setahun suhunya melebihi 35 derajat Celsius.

BACA JUGA: Bacaan Doa Iftitah Lengkap Arab, Latin, dan Terjemahan

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

.

Juli adalah bulan terpanas yang pernah tercatat secara global. Ini meningkatkan kekhawatiran lebih lanjut tentang masa depan anak-anak Asia Selatan. Mereka diperkirakan akan menghadapi gelombang panas yang lebih sering dan parah, sebagian besar karena perubahan iklim.

“Dengan dunia mendidih secara global, data dengan jelas menunjukkan kehidupan dan kesejahteraan jutaan anak di seluruh Asia Selatan semakin terancam oleh gelombang panas dan suhu tinggi,” kata Direktur Regional UNICEF untuk Asia Selatan Sanjay Wijesekera, dilansir di Saudi Gazette, Senin.

Menurut Indeks Risiko Iklim Anak (CCRI) UNICEF 2021, anak-anak di Afghanistan, Bangladesh, India, Maladewa, dan Pakistan berada pada risiko yang sangat tinggi dampak perubahan iklim.

BACA JUGA: Cegah Heatstroke, Ini Tips Aman Bekerja di Luar Ruangan Saat Cuaca Panas

Bayi dan ibu hamil paling rentan...