News

Ribuan Massa Hadiri Festival Tahun Baru Islam Salimah

Ketua Umum Salimah, Etty Praktiknyowati, memberi sambutan di acara Festival Tahun Baru Islam Salimah. Foto: Salimah

MAGENTA -- Tak kurang dari 2.000 jamaah Majelis Taklim ibu-ibu se-Jabodetabek menghadiri Festival Tahun Baru Islam yang digelar oleh Persaudaraan Muslimah (Salimah) di Masjid Pondok Indah, Jakarta, Ahad (11/8/2024).

Sejak pukul 06.30 hingga 11.30 jamaah ibu-ibu terus berdatangan memadati masjid dan ruangan aula untuk mengikuti rangkaian acara tebar jilbab, talkshow, dan santunan yatim. Acara tersebut disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube dan Instagram Salimah

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ketua Umum Salimah, Etty Praktiknyowati, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Salimah, Mubaligah Salimah Indonesia (MSI), Adara Relief International, dan Hijabers Community. Melalui Festival Tahun Baru Islam, ia berharap, peserta akan mendapat ilmu dan saling menjalin silaturahmi.

BACA JUGA: Tahun Baru Islam 1 Muharram, Hijrah Nabi Muhammad, dan Munculnya Kalender Hijriyah

"Kegiatan ini mengingatkan kita akan semangat hijrah. Melaui forum ini, kita saling mengingatkan bahwa hijrah selalu ada dan dilakukan oleh orang beriman di seluruh muka bumi. Hijrah dari haram ke yang halal, dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari gelap menuju cahaya," kata Etty.

Dengan mengangkat tema "Hijrah dan Semangat Baru Menguatkan Persaudaraan dan Kepedulian" Etty berharap dapat menguatkan persaudaraan dan kepedulian terhadap sesama.

"Melalui kegiatan tebar jilbab, pengurus Salimah di seluruh Indonesia melakukan aksi memberi jilbab kepada masyarakat muslimah. Dengan aksi ini Salimah mengajak perempuan muslimah untuk merapikan jilbab. Kita jadi cantik karena mengenakan jilbab dengan rapi. Perlu diingat bahwa jilbab adalah perintah Allah, bukan tradisi orang Arab," ujarnya.

BACA JUGA: Hukum Donor Darah dalam Islam, Bolehkah Donor Darah dari Non-Muslim?

Sementara itu, Ketua MSI, Sinta Santi, menyebut bahwa mubaligah Salimah tersebar di 36 provinsi dan siap menjadi Narasumber bagi majelis-majelis taklim. MSI di tingkat pusat secara rutin memberi pembekalan untuk mubaligah dan calon mubaligah dengan mengikuti standardisasi MUI.

Selain pembagian jilbab, dilaksanakan pula penyerahan bantuan untuk anak yatim secara simbolis kepada 15 anak. Santunan untuk yatim ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh Salimah di seluruh Indonesia.

Acara makin meriah ketika berlangsung Talkshow bertema "Dari Sekedar Hijab Menjadi Modis Rahmatan Lil 'Alamin".

BACA JUGA: Ketika Wafat Nabi Muhammad SAW tidak Meninggalkan Harta Warisan

Dr Nurhamidah yang menjadi narasumber pertama menjelaskan tentang kewajiban berhijab bagi perempuan yang berlandaskan Alquran Surat An Nur dan Al Ahzab. Ia kemudian memberi contoh berbagai model hijab berlandaskan dalil Alquran dan Hadits.

"Ketika Allah turunkan kewajiban kepada kita untuk menutup aurat, harus tetap trendy dan syar'i," pesannya.

Suasana menjadi hening dan sedih ketika pembicara kedua, Nurjanah Hulwani yang merupakan aktivis pembela Palestina, menceritakan kondisi terkini yang dialami perempuan di Gaza. Di tengah gempuran tembakan dan bombardir penjajah zionis, perempuan Palestina tetap teguh menutup auratnya. Berbagai kisah pilu wanita di Gaza yang disiksa oleh penjajah membuat hadirin meneteskan air mata.

"Kita memang tidak ada bersama mereka. Tetapi ketika kita menjadikan pribadi kita menjadi pribadi Al Aqsa, membina keluarga yang saleh, mengenakan busana muslimah, itu adalah bagian dari usaha membebaskan al Aqsa. Mudah-mudahan keteguhan warga Gaza dalam berhijab mengingatkan kita bahwa kita harus selalu menutup aurat karena itu adalah wajib bagi kita," ucapnya.

Narasumber ketiga, Dewi Sandra, menceritakan proses hijrahnya dari seorang artis dengan pakaian yang serba terbuka hingga usahanya untuk istiqamah dalam berhijab dan mendalami Islam.

BACA JUGA: Ayat Alquran dan Hadits tentang Perintah Kewajiban Sholat