News

RSA UGM Luncurkan Layanan Robotik Ortopedi, Siap Menjadi RS Tipe A pada 2025

Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada meluncurkan layanan Robotik Ortopedi. Foto: UGM
Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada meluncurkan layanan Robotik Ortopedi. Foto: UGM

MAGENTA -- Bekerja sama dengan Tawada Healthcare (THC), Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM) secara resmi meluncurkan layanan robotik ortopedi. Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama tersebut ditandatangani di Grha Sabha Pramana UGM, Senin (9/12/2024).

Peluncuran layanan ini merupakan langkah strategis RSA UGM untuk menjadi pusat unggulan di bidang kesehatan, terutama dalam penanganan kanker, jantung, stroke, ibu dan anak, serta wisata kesehatan (health tourism). Layanan ini juga didukung oleh berbagai fasilitas unggulan, seperti pusat hemodialisis, neurosurgery, dan ortopedi.

Direktur RSA UGM Darwito mengungkapkan, bahwa kolaborasi ini merupakan wujud nyata upaya RSA UGM untuk memberikan layanan kesehatan terbaik dan menjadi rumah sakit tipe A pada 2025.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

BACA JUGA: Kunjungi UGM, Prancis Ingin Pelajari Toleransi Beragama di Indonesia

“RSA UGM telah mengalami perjalanan panjang, mulai dari berdirinya klinik darurat saat letusan Merapi hingga menjadi rumah sakit pendidikan yang diakui nasional. Dengan hadirnya layanan robotik ortopedi ini, kami optimis dapat mencapai 1.000 operasi per bulan dengan dukungan 202 tenaga medis terbaik kami,” kata Darwito.

Darwito menegaskan pentingnya kolaborasi lintas fakultas di UGM untuk mendukung optimalisasi pelayanan di RSA UGM. “RSA UGM adalah bagian dari UGM yang akan terus bersinergi dengan fakultas-fakultas untuk mewujudkan kesejahteraan dan kualitas kesehatan masyarakat. Mari kita kawal bersama langkah besar ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Rektor UGM Prof. Ova Emilia menjelaskan, pentingnya peran RSA UGM sebagai rumah sakit pendidikan yang menjawab tantangan di bidang riset dan inovasi. Sebab, sebagaimana rumah sakit terkemuka di luar negeri dekat dengan universitasnya, RSA UGM harus menjadi model rumah sakit pendidikan sesungguhnya di Indonesia.

BACA JUGA: Peneliti UGM Kembangkan Alat Deteksi Cepat Kandungan Babi pada Makanan, Mirip Test Pack Kehamilan