On This Day: 29 Januari 1950 Jenderal Soedirman Wafat, Selalu Menjaga Wudhu saat Bergerilya
MAGENTA -- Hari ini 75 tahun lalu, tepatnya 29 Januari 1950, air mata rakyat Indonesia tumpah tak terbendung. Bendera setengah tiang dikibarkan. Panglima Besar Jenderal Soedirman menghembuskan napas terakhirnya di Magelang.
Bapak Gerilya Indonesia ini wafat pada usia 34 tahun. Sebelum meninggal dunia, Soedirman bergerilya dari hutan ke hutan sembari melawan penyakit TBC kronis.
Saat memimpin perang gerilya, Soedirman lebih sering ditandu karena penyakitnya. Kurang lebih tujuh bulan ia berpindah-pindah dari hutan yang satu ke hutan yang lain, dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah sekali, sementara obat juga hampir tidak ada.
Namun demikian, tentara Belanda selalu gagal memburu Soedirman saat bergerilya di hutan Jawa. Bahkan, ia pernah luput dari musuh yang hanya berjarak sekitar 10-20 meter. Padahal jika saat itu penyakitnya kambuh dan membuatnya batuk-batuk, pastilah musuh akan mendengar dan menangkapnya.
Jenderal Besar Soedirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah pada 24 Januari 1916. Soedirman sangat dihormati oleh masyarakat karena ketaatannya pada Islam.
BACA JUGA: On This Day: 21 Januari 1985, Bom Meledak di Candi Borobudur Hancurkan 9 Stupa dan 2 Patung Budha
Soedirman selalu manjaga wudhu. Saat wudhunya batal, Soedirman akan berwudhu kembali. Bahkan, jika tidak dalam masuknya waktu sholat pun, ia tetap akan berwudhu.
Dikutip dari Republika.co.id, saat memimpin perang gerilya Soedirman tidak pernah menunda untuk beribadah, termasuk dalam kondisi sakit. Saat bergerilya, Soedirman memerintahkan kepada ajudannya untuk membawa kendi yang berisi air. Air tersebut ia gunakan untuk berwudhu saat perang gerilya.
Wafatnya Soedirman menjadi duka bagi seluruh rakyat Indonesia. Banyak rakyat berkumpul hingga sepanjang dua kilometer untuk ikut mengiringi prosesi pemakaman sang pahlawan revolusioner tersebut. Empat tank dan 80 kendaraan bermotor turut mengantarkan sang Jenderal Besar menuju tempat peristirahatan terakhirnya di Taman Makam Pahlawan Yogyakarta.
Untuk mengenang 75 tahun kematiannya, MAGENTA ingin menceritakan kembali perjalanan Jenderal Soedirman menjadi Panglima Tentara Nasional Indonesia pertama. Berikut kisahnya.
Kisah Soedirman Menjadi Panglima Tentara Pertama Indonesia
"Dan hari ini saya dengan rasa khidmat akan melantik saudara Soedirman menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat kita dengan pangkat Jenderal. Kewajiban seorang panglima besar bagi kita adalah berat sekali," kata Presiden Sukarno saat melantik Soedirman menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 18 Desember 1945 di Markas Besar Tentara di Gondokusuman, Yogyakarta.
BACA JUGA: On This Day: 51 Tahun Malari, Peristiwa 15 Januari Pecah Gara-gara Protes Investasi Asing