News

Kemenag Akan Rumuskan Standardisasi Rumah Ibadah di 1.500 SPBU

Petugas memeriksa mushola di SPBU 44 521 08 jalur Pantura, Tegal, Jateng. Foto: Republika/Prayogi
Petugas memeriksa mushola di SPBU 44 521 08 jalur Pantura, Tegal, Jateng. Foto: Republika/Prayogi

MAGENTA -- Kementerian Agama (Kemenag) tengah menjajaki kemungkinan penyusunan standardisasi rumah ibadah di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di seluruh Indonesia.

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat, mengatakan rumah ibadah di SPBU berpotensi menjadi etalase kerukunan dan pelayanan umat yang aman, bersih, dan nyaman bagi masyarakat dalam perjalanan.

Menurutnya, kondisi musala di SPBU saat ini belum seragam. Di sejumlah provinsi Jawa, fasilitasnya telah memenuhi standar kenyamanan, namun di beberapa wilayah lain masih memerlukan peningkatan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Jika inisiatif standardisasi ini menjadi program nasional, kita bisa menghadirkan pelayanan ibadah yang inklusif dan mudah diakses. Dari pemetaan awal, terdapat sekitar 1.500 SPBU yang memiliki ruang ibadah dan berpotensi ditingkatkan kualitasnya,” ujarnya dalam Focus Group Discussion (FGD) Analis dan Evaluasi Regulasi Kemasjidan tahap pertama di Jakarta, Senin (17/11/25).

Ia menambahkan, langkah ini selaras dengan arah transformasi layanan keagamaan yang sedang dikembangkan Kemenag. Rumah ibadah di SPBU dipandang tidak hanya sebagai tempat singgah untuk sholat, tetapi juga ruang edukasi publik tentang etika, kebersihan, dan penghormatan terhadap keberagaman.

“Dalam sejarah Islam, masjid memiliki fungsi pendidikan dan pemberdayaan. Nilai-nilai itu relevan untuk menguatkan ruang ibadah publik agar tetap membawa pesan kebaikan,” jelasnya.

Arsad menyebut, penguatan fasilitas perlu dibarengi pengelolaan yang terawat, aman, dan berkelanjutan. Kolaborasi lintas sektor, menurutnya, dapat menjadi opsi strategis untuk mengurangi ketimpangan kualitas fasilitas ibadah dan mendorong hadirnya standar nasional yang adaptif dengan kebutuhan masyarakat.

Menurutnya, penjajakan kemitraan dengan Pertamina menjadi salah satu alternatif mengingat adanya keterbatasan anggaran untuk pembangunan fisik.

BACA JUGA: Driver Ojol Wanita Wafat Saat Jemput Anak di Pesantren, Kemenag Beri Bantuan Pendidikan

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image