History

On This Day: 21 Mei 1998, Cerita Soeharto Mundur Beserta Teks Lengkap Pengunduran Dirinya

Momen Presiden Soeharto saat mengundurkan diri pada 21 Mei 1998. On This Day: 21 Mei 1998, Cerita Soeharto Mundur Beserta Teks Lengkap Pengunduran Dirinya. Foto: Antara Foto
Momen Presiden Soeharto saat mengundurkan diri pada 21 Mei 1998. On This Day: 21 Mei 1998, Cerita Soeharto Mundur Beserta Teks Lengkap Pengunduran Dirinya. Foto: Antara Foto

MAGENTA -- Hari ini 25 tahun lalu Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia. Pidato pengunduran dirinya disampaikan langsung oleh Soeharto di Credentials Room Istana Merdeka, Jakarta pada 21 Mei 1998 pukul 09.00 WIB.

Sejarah mencatat, lelaki kelahiran Desa Kemusuk, Bantul, Yogyakarta 8 Juni 1921 itu telah menjadi presiden terlama Indonesia, yakni 32 tahun berkuasa bersama Orde Baru.

BACA JUGA: On This Day: 12 Mei 1998, Empat Mahasiswa Trisakti Gugur Saat Meminta Soeharto Mundur

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

.

.

Soeharto memulai kariernya sebagai pejabat presiden pada 1967 menggantikan presiden pertama Sukarno. Kemudian baru diberi mandat oleh MPRS sebagai presiden pada 26 Maret 1968. Soeharto dipilih kembali oleh MPR pada 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.

Adalah gerakan refomasi yang berhasil mendesak Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden. Gerakan reformasi lahir akibat krisis moneter 1997 yang meluluhlantakkan Indonesia.

BACA JUGA: On This Day: 26 Maret 1968, Soeharto Terima Mandat Jadi Presiden Gantikan Sukarno

Gerakan reformasi menuntut pembenahan total pemerintahan dengan harapan dapat bermuara menuju kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun, tuntutan tersebut tidak digubris.

Parahnya lagi, MPR tetap mengesahkan Soeharto sebagai presiden untuk ketujuh kalinya dan menunjuk BJ Habibie sebagai wakilnya. Setelah pelantikan, Soeharto mengatakan reformasi politik baru bisa dimulai pada 2003, sesuai dengan GBHN yang telah disepakati.

Pernyataan itu membuat aksi massa semakin meluas. Puncaknya pada 12 Mei 1998, empat mahasiswa Universitas Trisakti menjadi korban peluru tajam dalam aksi damai. Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie gugur saat meminta Presiden Soeharto mundur.

BACA JUGA: Ngeyel, Soeharto Ogah Pakai Rompi Antipeluru Saat Kunjungi Bosnia pada 1995

Tragedi tersebut menyulut protes massa dalam skala besar yang dimotori oleh mahasiswa, serta serangkaian kerusuhan di beberapa daerah. Kemudian pada 18 Mei 1998, mahasiswa berhasil menduduki Gedung MPR/DPR dan mendesak Ketua MPR/DPR Harmoko menuntut presiden Soeharto mundur dari jabatannya.

Akhirnya, hanya berselang 70 hari setelah diangkat kembali menjadi presiden untuk periode yang ketujuh kalinya, Soeharto terpaksa mundur dari jabatannya sebagai presiden. Soeharto lengser pada 21 Mei 1998 pukul 09.00 WIB. BJ Habibie menggantikanya sebagai Presiden Republik Indonesia ketiga.

BACA JUGA: Janji Mahathir Mohamad Temui Soeharto Jika Jadi Perdana Menteri, Memuji Setinggi Langit

Teks pengunduran diri Soeharto di halaman selanjutnya...